Liputan6.com, New York - Harga emas naik pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Beberapa investor melihat bahwa Ekonomi AS akan membaik sehingga mendorong kenaikan inflasi yang akan mendongkrak harga emas.
Mengutip Wall Street Journal, Rabu (28/12/2016), harga emas untuk pengiriman Februari ditutup naik 0,5 persen ke level US$ 1.138,80 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga emas memang terus tertekan dalam tujuh pekan terakhir. Tekanan tersebut karena adanya penguatan nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Penguatan dolar AS karena memang ekspektasi pasar yang lebih kuat bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (the Fed) akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan semula.
Namun ke depan, beberapa investor cukup yakin bahwa harga emas akan pulih setelah mengalami tekanan yang cukup dalam di akhir tahun ini.
Perbaikan ekonomi AS seperti indeks harga konsumen, angka penjualan properti dan angka pengangguran terus membaik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi AS telah berada di jalur yang benar.
Dengan perbaikan tersebut maka emas akan bersinar kembali. "Sebagian besar kekuatan dolar AS telah didiskon. Beberapa investor pasti akan menjadikan emas sebagai alokasi aset kembali," jelas Managing Director RBC Capital Markets, George Gero.
Kenaikan nilai tukar dolar AS memang cenderung membebani emas. Alasannya, harga emas cenderung lebih mahal bagi investor yang bertransaksi dengan mata uang di luar dolar AS. (Gdn/Ndw)