Liputan6.com, Bogor - Sebanyak lima pekerja tambang bawah tanah PT Antam UBPE Pongkor, Bogor, Jawa Barat diduga menghirup gas beracun. Akibatnya, seorang pekerja bernama Deni Anwar (30) meninggal dunia. Sementara empat orang lainnya yaitu Jaenudin, Yoga, Agung, dan Dian Dyahputra dilarikan ke rumah sakit.
Peristiwa tersebut terjadi Selasa kemarin sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu, Deni bersama rekannya Jaenudin sedang melakukan kegiatan cooking atau penutupan tambang bawah tanah dengan cor di front development RM2 Ciguha Utama.
Advertisement
"Deni terjatuh dan tak lama kemudian Jaenudin mengalami hal serupa," kata Kapolsek Nanggung AKP Dody Rosjadi, Selasa (27/12/2016).
Tim Emergency Response Group (ERG) PT Antam yang menerima kabar tersebut langsung mengevakuasi korban. Jaenudin berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat.
Sedangkan Deni belum berhasil dievakuasi mengingat saat itu kandungan gas di dalam tambang tersebut semakin tinggi. Bahkan, saat mengevakuasi, Yoga dan Agung (Tim ERG) serta Dian (AM Safety) jatuh pingsan karena menghirup gas.
Setelah sembilan jam atau sekitar pukul 19.00 WIB berada di dalam tambang bawah tanah, Deni akhirnya berhasil dievakuasi. "Deni ditemukan sudah dalam keadaan meninggal," kata Dody.
Tengah Diselidiki
Sekretaris Perusahaan Antam Trenggono Sutioso melalui keterangan persnya menyatakan, dua karyawan tersebut merupakan kontraktor jasa penambangan yang sedang melaksanakan aktivitas pekerjaan di front development RM2 Ciguha Utama, tambang emas Pongkor.
Insiden tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dan satu pekerja lainnya harus menjalani perawatan di RS Karya Bakti Pratama di Bogor.
"Keduanya karyawan PT Maharnawa Kanaka. Perusahaan itu rekanan PT Antam. Dan kami berbelasungkawa kepada keluarga korban," ujar Trenggono.
Trenggono mengatakan, tim khusus dari Inspektur Tambang saat ini tengah meneliti dan menyelidiki penyebab peristiwa tersebut dan berupaya mencegah dampak yang lebih luas.
"Kami sampaikan bahwa dua pekerja tambang itu sudah melakukan pekerjaan sesuai prosedur," tegas Trenggono.
Sementara itu, General Manager UBPE Pongkor I Gede Gunawan mengatakan, dengan adanya kejadian ini operasional tambang dan pabrik pengolahan emas Pongkor tetap berjalan normal.