Kaleidoskop 2016: Muhammad Ali Tutup Usia

Ali meninggal di rumah kerabatnya di Scottsdale, Arizona, 3 Juni 2016.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 28 Des 2016, 17:00 WIB
Kaleidoskop 2016: Muhammad Ali Tutup Usia

Liputan6.com, Jakarta Tahun 2016 diwarnai kabar duka dari dunia tinju profesional. Legenda olahraga adu jotos, Muhammad Ali meninggal dunia setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakit parkinson akut yang dideritanya.

Penyakit ini telah menggerogoti Ali sejak tahun 1984. Menurut dokter, penyebabnya adalah cedeta otak yang dialami Ali akibat sering terkena pukulan saat masih aktif bertinju.

Ali meninggal di rumah kerabatnya di Scottsdale, Arizona, 3 Juni 2016. Jenazahnya kemudian dibawa ke kampung halamannya di Louisville, AS.

Ribuan orang mengantar Ali ke peristirahatannya. Mulai dari selebritas, politisi, hingga pejabat negara. Sayang, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tidak bisa datang karena harus menghadiri acara wisuda putrinya.

Prosesi penguburan dilakukan menurut ajaran Islam. Meski demikian, perwakilan lintas agama juga menghadiri acara itu.

Pemakaman Muhammad Ali (Reuters)

Mike Tyson ikut mengangkat peti jenazah ke liang kubur. Keduanya memang dikenal dekat meski berasal dari generasi yang berbeda. Kedekatan mereka tidak hanya didasari kesamaan profesi sebagai petinju. Sebagai sesama pemeluk agama Islam, hari-hari mereka juga diisi dengan kegiatan religius, seperti mengaji bersama.

Aktor Will Smith juga berada di sisi peti mati Ali jelang penguburan. Meski bukan petinju, Smith juga karib bagi Ali. Kedekatan mereka semakin kental saat Smith mendapat kesempatan memerankan sosok Ali dalam film Ali.
Pemakaman Muhammad Ali Dihadiri ratusan ribu orang. (Reuters)

Lawan yang pernah dihadapi Ali di atas ring juga ikut mengantar doa. George Foreman yang jadi pendeta setelah gantung sarung tinju ikut berduka atas kepergian Ali.

"Sebagian dari diri saya mati bersama Ali," katanya.

Ali merupakan petinju yang pertama kali mengalahkan Foreman. Bertanding di Kongo, Foreman kalah KO dan harus kehilangan dua gelar, WBA dan WBC kelas berat yang disandangnya. Meski menelan kekalahan menyakitkan dari Ali, keduanya justru berteman dekat.


Siapa Ali?

Kaleidoskop 2016: Muhammad Ali Tutup Usia

Siapa Ali?

Beragam julukan diberikan kepada Ali. Mulai dari The Greatest alias Yang Terhebat hingga si Mulut Besar. Kedua julukan itu tentu saja menggambarkan sosok Ali dalam berkarier di atas ring.

Ali mengawali kariernya sebagai petinju amatir. Perkenalannya dengan olahraga adu jotos ini sebenarnya tidak disengaja. Suatu hari, Ali yang kehilangan sepeda mengadu kepada polisi yang juga ternyata pelatih tinju.

Dia lalu dianjurkan berlatih tinju agar dapat memberi pelajaran kepada pencuri sepedanya. Ali mengikuti anjuran itu dan mulai berlatih giat.

Muhammad Ali sewaktu muda (Reuters)

Siapa sangka, keahliannya tak berkembang pesat. Niat ingin memberi pelajaran bagi pencuri sepedanya justru mengantarnya menjadi legenda tinju kelas berat.

Ali lahir di Louisville, Kentucky, 17 Januari 1942 dengan nama Cassius Marcellus Clay. Dia memiliki satu orang saudara perempuan dan 4 lelaki. Ali masih berusia 12 tahun saat mulai latihan tinju.

Ali menjalani debut amatirnya pada tahun 1954 melawan petinju lokal Ronnie O'Keefe. Dia menang split decision. Ali kemudian terpilih mewakili Amerika Serikat di Olimpiade Roma, 1960 dan berhasil merebut emas kelas berat ringan.

Ali nyaris batal bertolak ke Roma karena takut naik pesawat terbang. Rekor amatir Ali 100 kali menang dan 5 kali kalah. Belakangan Ali membuang medali yang diraih di Roma karena kesal setelah ditolak masuk restoran khusus kulit putih.

Ali kemudian beralih ke tinju profesional. Pertarungan perdana Ali berlangsung 29 Oktober 1960 melawan Tunney Hunsaker dan menang. Hingga akhir 1963, Ali tak terkalahkan dalam 19 pertandingan dengan 15 di antaranya menang KO.

Dua kekalahan beruntun menimpa Ali di tinju profesional didapat saat bertemu Sonny Banks dan Cooper.

Dia kemudian menjadi penantang utama bagi juara dunia kelas berat Sonny Liston. Pertarungan keduanya sudah berlangsung jauh sebelum bel berbunyi. Perang urat syaraf dilancarkan Ali untuk memancing amarah Liston. Dia menyebut calon lawannnya sebagai beruang jelek.

"Baunya bahkan mirip beruang," katanya. "Setelah saya mengalahkannya, akan saya sumbangkan dia ke kebun binatang."
Muhammad Ali sewaktu masih berjaya (Reuters)

Strategi Ali berjalan sukses. Liston yang terbakar emosi berusaha menjatuhkan Ali sejak ronde awal. Namun kecerdikan Ali membuatnya tersungkur dan kalah TKO pada ronde 7. Saat itu Ali baru berusia 22 tahun dan menjadi pertinju termuda yang merebut gelar dari juara bertahan.

Perang kata-kata selalu dilakukan Ali pada pertandingan-pertandingan berikutnya. Ini merupakan bagian dari strateginya untuk memancing emosi lawan sehingga lengah selama duel.

Selain itu, komentar-komentar kontroversial juga membuat Ali selalu jadi sorotan. Ini juga membuat mental lawan-lawannya runtuh.


Masuk Islam

Kaleidoskop 2016: Muhammad Ali Tutup Usia

Setelah mengalahkan Liston, Ali memutuskan memeluk Islam. Dia kemudian meninggalkan nama Clay Jr dan menggantinya dengan Muhammad Ali.

Perjalanan spiritual Muhammad Ali sebagai muslim penuh lika-liku.

Pada 1965, Ali bergabung dalam organisasi kontroversial Nation of Islam yang alirannya berbeda dengan Islam pada umumnya.

Kemudian pada 1975, Ali mengikuti ajaran Sunni, yang dipraktikkan mayoritas muslim di dunia. Perubahan tersebut terjadi ketika Amerika Serikat menjadi lebih multirasial -- dengan meningkatnya penduduk keturunan Arab, Asia, dan imigran muslim dari Eropa.

Belakangan Ali tertarik mendalami Sufi. "Sungai, kolam, danau, dan aliran air -- mereka semua unik, namun sama-sama berisi air. Demikian pula dengan agama, semua mengandung kebenaran," kata Ali di University of Louisville pada tahun 2004.

Ali pensiun setelah pertarungan terakhirnya melawan Trevor Berbick di Nassau, Bahamas, 11 Desember 1981. Sepanjang karier profesionalnya, Ali telah bertanding 61 kali, menang 56 kali (36 KO) dan kalah 5 kali.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya