Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyatakan pada tahun ini terjadi pertumbuhan penjualan sekitar 10 persen pada bisnis ritel nasional. Ini seiring dengan tren perbaikan ekonomi Indonesia di 2016 ini.
Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengatakan, total nilai penjualan ritel di 2015 sebesar Rp 181 triliun. Sedangkan pada tahun ini diperkirakan akan mencapai Rp 200 triliun.
Advertisement
"Tahun 2016 ini kami optimis bisa menutup di double digit yaitu 10 persen untuk peningkatan penjualan toko ritel kami. Tahun lalu dengan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 4,7 persen kita tutup dengan angka 8 persen. Kita harapkan, kita bisa menutup di angka 10 persen," ujar dia di Jakarta, Rabu (28/12/2016).
Sementara untuk 2017, lanjut Roy, pihaknya optimistis pertumbuhan penjualan di bisnis ritel mampu melampaui pertumbuhan tahun ini. Hal ini seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi di 2017 yang mencapai 5,4 persen.
"Kita optimis yang di 2017, berharap minimal sama (10 persen). Ketika ekonomi kita bertumbuh, diprediksi tahun depan 5,4 persen, tentunya pertumbuhan ekonomi ini akan meningkatkan pertumbuhan industri ritel. Rumusannya sederhana, pertumbuhan industri ritel adalah 2 kali sampai 2,5 kali dari pertumbuhan ekonomi kita," jelas dia.
Namun Roy berharap pemerintah bisa mendorong daya beli masyarakat di tahun depan. Dengan demikian, akan membuat bisnis ritel semakin bergairah.
"Kita ketahui bahwa yang namanya konsumsi tetap prioritas bagi masyarakat, karena kita kan harus makan dan minum. Dan di Indonesia khususnya PDB masih didominasi konsumsi rumah tangga, itumenempati posisi pertama kontributor pertumbuhan ekonomi kita. Ekspor kita memang masih defisit dibanding impor, tapi pengeluaran rumah tangga cukup meningkat," jelas dia.