Sejuk, Umat Lintas Agama Doa Bersama di Palu untuk NKRI

Negara dinilai sedang menghadapi berbagai ancaman disintegrasi.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Des 2016, 18:40 WIB
Ilustrasi: Ribuan jamaah mengikuti doa bersama (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Palu - Ratusan umat lintas agama menggelar doa bersama kepada sang pencipta agar bangsa Indonesia tetap utuh dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kegiatan yang dilaksanakan di halaman Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah, di Kota Palu, Rabu (28/12/2016) dimulai pukul 07.00 Wita yang dipimpin pemuka lima agama.

Doa bersama diawali Canda Karo Maha Thera mewakili agama Budha, disusul I Made Wiranadi mewakili Agama Hindu, Pendeta Ari Sekeon mewakili agama Kristen, Bruder Willy Lengary mewakili Katholik, dan Nasrudin L. Midu mewakili agama Islam.

Dalam doa bersama itu, selain meminta keutuhan NKRI kepada sang pencipta, juga memohon agar Tuhan memberikan kekuatan dalam melawan cobaan demi cobaan yang dihadapi bangsa Indonesia, demi menjaga keutuhan NKRI.

"Ide dan gagasan ini dari Kakanwil Kementerian Agama Sulteng dan sangat kami apresiasi. Dari lima tahun saya menjabat gubernur di periode pertama, baru kali ini ada doa bersama dilakukan menjelang pergantian tahun dan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama," kata Gubernur Sulteng Longki Djanggola, dilansir Antara.

Gubernur berharap kegiatan ini dapat dilaksanakan setiap tahun. Bahkan untuk tahun berikutnya, dapat digelar di rumah jabatan gubernur saat mendekati hari pergantian tahun.

Dia mengatakan negara ini sedang menghadapi berbagai ancaman disintegrasi, masalah politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang ujung-ujunganya dikaitkan dengan masalah agama. Secara eksternal, Indonesia dihadapkan dengan kekuatan poros dunia yang kuat yang terus berupaya menanamkan pengaruhnya di dalam negeri.

"Karena itu, bangsa Indonesia harus kuat, mampu berdiri tegak di tengah badai. Melalui doa ini, kiranya Tuhan menanamkan di hati setiap warga Indonesia rasa saling mencintai, menghargai, rukun, dan damai dalam keberagaman," ujar dia.

Sementara itu, Kakanwil Kementerian Agama Sulteng, Abdullah Latopada menyampaikan bahwa inisiatif itu dilakukan setelah melihat setiap pergantian tahun lebih banyak aktivitas hura-hura.

"Kenapa tidak kita isi dengan doa dan zikir, untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta," kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya