Liputan6.com, Jakarta - Dodi Triono, korban meninggal perampokan sadis di kawasan Pulomas, Jakarta Timur, dikenal sebagai pribadi yang baik. Hal tersebut juga diungkapkan kakak ipar korban, Arinza.
"Beliau orang baik. Temannya banyak. Sering mengundang orang datang ke rumahnya. Suka open house," ujar Arinza di lobi Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).
Advertisement
Arinza mengatakan, pengusaha sekaligus arsitek ini juga tidak memiliki musuh. Dugaan dendam menjadi motif pelaku melakukan kejahatannya dirasakan pria 41 tahun itu tidak masuk akal.
"Sering open house, kok. Kalau dia punya musuh enggak mungkin berani melakukan itu," ujar Arinza.
Kini, Arinza pun menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada pihak kepolisian. "Kami menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian," kata dia.
Sebanyak 11 orang disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di rumah mewah, Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Saat ditemukan pada Selasa, 27 Desember 2016, didapati enam orang meninggal dan lima luka-luka.
Enam korban meninggal pembunuhan Pulomas, yakni pemilik rumah Dodi Triono (59) dan dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir pribadinya bernama Yanto dan Tasrok.
Sementara lima korban selamat dari pembunuhan Pulomas itu adalah dua anak Dodi bernama Zanette Kalila Azaria (13) dan Fitriani (23). Serta tiga asisten rumah tangga bernama Emi (41), Santi (22), dan Windy (23).
Dua tersangka kasus perampokan disertai pembunuhan sadis itu telah ditangkap di wilayah Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu, 28 Desember 2016. Mereka adalah Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang. Ramlan tewas ditembak karena melawan aparat.