Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2016 menjadi tahun krusial bagi Jawa Barat (Jabar). Pasalnya, di tahun inilah mereka menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-19 yang berlangsung dari 17 September hingga 29 September.
Sebagai tuan rumah, Jabar menyediakan 68 venue yang tersebar di 16 Kabupaten/Kota. Ada 44 cabang olahraga yang dipertandingkan pada PON 2016 yang digelar dengan tema, Berjaya di Tanah Legenda ini.
Baca Juga
Advertisement
Dalam sejarahnya, ini adalah kali kedua Jabar menjadi tuan rumah PON. Kali pertama Jabar menjadi tuan rumah adalah pada 1961. Selain itu, ini adalah kali pertama PON digelar kembali di Pulau Jawa sejak tahun 2000.
Jabar sendiri akhirnya keluar sebagai juara umum dengan torehan total 531 medali (217 emas, 157 perak, dan 157 perunggu). Jawa Timur dan DKI Jakarta menyusul di tempat kedua dan ketiga.
Meski terhitung lancar, penyelenggaraan PON kali ini tetap tak terlepas dari kontroversi. Mulai dari Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), hingga kasus doping yang menimpa sejumlah atlet.
Pembukaan dan Kontroversi GBLA
Persiapan Jabar sebagai tuan rumah sempat diterpa masalah. Sejumlah pejabat kota Bandung diperiksa atas kasus dugaan korupsi pembangunan stadion GBLA.
Stadion GBLA sendiri dibangun dengan dana Rp 545 miliar. Stadion ini sejatinya menjadi salah satu stadion mewah dan berstandar internasional.
Namun adanya korupsi membuat bangunan Stadion berkapasitas 38 ribu penonton ini bermasalah. Dimulai dari tanah stadion yang ambles hingga sejumlah keretakan di beberapa sudut stadion.
Dari penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan polisi, Sekrearis Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Pemerintah Kota Bandung Yayat Ahmad Sudrajat ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi ini. Pada April 2016, proses penyelidikan masih terus dilanjutkan untuk mencari tersangka baru.
Kasus korupsi yang menimpa stadion GBLA membuat pembukaan PON 2016 terancam. Pihak kepolisian sempat melarang pembukaan PON dilakukan di stadion ini. Polisi khawatir kerusakan di sejumlah bagian stadion membahayakan bagi para penonton yang datang.
Namun demikian, pembukaan akhirnya tetap dilakukan di stadion tersebut. Perpaduan teknologi modern dan seni tradisional menjadi menu utama dalam pembukaan PON kali ini.
Advertisement
Kericuhan Sampai Protes Kontingen
Panasnya atmosfer persaingan antakontingen membuat kericuhan terjadi di beberapa cabang olahraga. Salah satu kericuhan terjadi di cabang gulat.
Kericuhan terjadi saat pertandingan tim Kalimantan Timur (Kaltim) melawan tim tuan rumah. Protes dilakukan dengan cara menggulingkan meja wasit. Tidak hanya itu, mereka juga menghancurkan papan skor. Ini dilakukan setelah pegulat Kaltim mendapat hukuman dua kali dan dinyatakan kalah.
Anggota tim juri kami dari Iran, Ali Akbar kena tendang pelatih Kaltim setelah sebelumnya bangku yang didudukinya ditendang lebih dulu. Kami meminta pertandingan dihentikan sementara dan kasus ini kami laporkan ke pihak kepolisian," kata Maurice anggota Tim Dewan Juri Cabang Gulat.
Kericuhan juga terjadi di cabang polo air. Kejadian berawal ketika salah satu atlet Jabar memukul atlet dari Sumatera Selatan. Adu pukul dan saling kejar pun tak terhindarkan di dalam kolam renang.
Imbas kejadian tersebut menular ke tribun penonton. Suporter tuan rumah yang didominasi aparat TNI terlihat terpancing dengan melempari kontingen Sumsel dengan botol air mineral.
Ciptakan sejumlah rekor
Kontroversi yang mengiringi PON Jabar ternyata tak menghentikan sejumlah atlet untuk berprestasi. Buktinya, 154 rekor tercipta sepanjang penyelenggaran. Lima rekor dunia bahkan dipecahkan oleh para atlet peserta.
Pemecahan rekor dunia itu terjadi di cabang angkat berat. Atlet asal Kaltim, Widari bahkan memecahkan dua rekor di nomor pertandingan kelas 47 kilogram dan 205 kg squat.
Selain Widari, atlet asal lampung, Sri Hartati juga berhasil memecahkan rekor dunia di angkatan bench press. Sri mencatatkan total angkatan 569 kg, dengan rincian angkatan deadlift (DL) 199 kg, bench press (BP) 147,5 kg, dan squat 222,5 kg.
Ia pun meraih medali emas PON Jabar 2016 dan memecahkan rekor dunia atas namanya sendiri yang dibuat pada kejuaraan dunia 2013 di Norwegia, yakni 141 kg menjadi 147,5 kg di angkatan bench press.
Advertisement
Budaya Papua di Penutupan
Upacara penutupan PON pada 29 September berlangsung tak kalah meriah. Tak hanya diisi penampilan seni dan budaya tuan rumah, upacara penutupan juga menampilkan budaya Papua.
Kebudayaan Papua ditampilkan lantaran Papua adalah tuan rumah PON selanjutnya yang akan berlangsung pada 2020. Rencananya, PON Papua 2020 akan digelar di lima kabupaten: Jayapura, Timika, Wamena, Biak, dan Merauke.
Upacara penutupan PON Jabar sendiri dihadiri oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK). Dalam pidatonya, JK berharap segala prestasi yang telah diraih para atlet bisa berlanjut.
"Alangkah indahnya kebersamaan kita. Harapan kita semua semoga prestasi yang tercapai bisa berlanjut dengan baik. Apalagi kita akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018." kata JK.
"Kita semua mengharapkan PON yang akan datang di Papua bisa berjalan lebih baik. Secara resmi saya menutup PON Jabar ini," ujar JK mengakhiri.