Liputan6.com, Jakarta - Polisi terus mengusut kasus perampokan sadis Pulomas dan penyekapan di rumah mewah milik Dodi Triono, Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Jakarta Timur. Termasuk, mempelajari sistem keamanan di rumah mewah milik arsitek itu.
Dalam rekaman CCTV yang terpasang di depan rumah Dodi, terlihat para perampok dengan leluasa menembus pagar yang tak terkunci. Tak terlihat satpam rumah atau kompleks yang tengah berpatroli di sekitar rumah mewah itu.
Advertisement
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, rumah Dodi tidak dijaga satpam saat terjadi perampokan Senin sore, 26 Desember 2016. Namun, polisi belum mengetahui kenapa rumah semewah itu tak memiliki satpam pribadi.
"Kita lihat sendiri di sana, kan ada rumah yang (lain) ada satpam sendiri. Nanti kita tanya ke pemilik rumah (keluarga Dodi) yang masih hidup, kenapa enggak ada penjaganya," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Kamis (29/12/2016).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dodi sempat memiliki satpam pribadi yang menjaga rumahnya. Namun satpam tersebut sudah tak lagi bekerja di rumah itu sejak beberapa waktu lalu.
Polisi tak bisa berandai-andai, apakah mantan satpam rumah Dodi terlibat perampokan sadis tersebut atau tidak. Kendati, polisi tetap akan menelusuri berbagai kemungkinan yang terjadi dalam perampokan disertai penyekapan hingga memakan korban jiwa itu.
"Itu (kemungkinan-kemungkinan) ranahnya penyidikan. Semuanya masih didalami," kata Argo.
Sejauh ini, polisi baru memeriksa pria berinisial R, yang merupakan adik pentolan perampok bernama Ramlan Butarbutar yang tewas saat penangkapan. R masih diperiksa sebagai saksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap pelaku bernama Alfins Bernius Sinaga.
Sementara, satu perampok lainnya yang ditangkap bersama Ramlan, yakni Erwin Situmorang belum bisa dimintai keterangan, karena masih menjalani perawatan di RS Polri. Erwin terluka setelah ditembak lantaran berupaya melawan polisi saat penangkapan.
Sementara kepada korban selamat perampokan sadis Pulomas atau saksi kunci, juga belum bisa dimintai keterangan. Sebab, para korban yang mengalami trauma masih menjalani perawatan di RS Kartika, Pulomas, Jakarta Timur.
"Kita belum menyentuh keluarga korban karena dalam kondisi berduka, begitu kita harus melihat bagaimana kondisinya. Jangan sampai nanti kita tergesa-geda (memeriksa) mereka malah nangis terus," Argo menandaskan.
11 Orang disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di rumah mewah, Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa 27 Desember lalu. Enam orang tewas dan lima lainnya terluka dalam peristiwa ini.
Enam korban tewas yakni pemilik rumah Dodi Triono serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri dan Dianita Gemma Dzalfayla. Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir pribadi bernama Yanto dan Tasrok.
Sementara, lima korban selamat yakni, anak Dodi bernama Zanette Kalila Azaria, serta empat asisten rumah tangga bernama Emi, Fitriani, Santi, dan Windy. Kelima korban selamat masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Dalam kasus perampokan ini, polisi telah menangkap dan menetapkan tiga tersangka yakni Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga. Sedangkan seorang tersangka lainnya YP masih dalam pengejaran.
Polisi meringkus Alfins di kawasan Villamas Indah Blok C, Bekasi Utara, Jawa Barat pada Rabu petang, usai penangkapan terhadap Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang. Dalam penangkapan tersebut, keduanya juga dilumpuhkan. Ramlan tewas sedangkan Erwin selamat.
Alfins diduga berperan sebagai pengemudi mobil yang digunakan untuk merampok rumah mewah milik korban Dodi Triono tersebut.