7 Kecelakaan Paling Tragis 2016

Tahun 2016 diisi dengan beberapa laporan kecelakaan yang cukup tragis, bukan hanya berdasarkan jumlah, tapi dari dugaan penyebab kecelakaan.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 30 Des 2016, 20:00 WIB
Gerbong kereta api yang rusak parah usai tergelincir di Kanpur, India utara, Rabu (28/12). Peristiwa tersebut mengakibatkan 2 orang tewas dan 43 lainnya luka-luka. (AFP PHOTO / SANJAY Kanojia)

Liputan6.com, Jakarta - Mendekati akhir tahun 2016, dunia dikejutkan dengan sejumlah berita kecelakaan penerbangan, baik penerbangan sipil maupun militer.

Pada 25 Desember 2016, pesawat Tu 154 milik militer Rusia jatuh setelah lepas landas dari sebuah bandara dekat Sochi, setelah transit untuk mengisi bahan bakar. Pesawat itu menghilang dari radar dua menit setelah lepas landas dari Bandara Adler pukul 05.23 (02:23 GMT).

Berdasarkan sebuah rekaman dari awak pesawat yang bocor ke media Rusia, suara alarm disebutkan terdengar saat jet itu tak mampu mempertahankan ketinggian sebelum menghantam Laut Hitam bersama 92 orang di dalamnya.

Kecelakaan penerbangan memang lebih terdengar seperti bencana (katastrofik), dengan jumlah korban yang biasanya mencapai puluhan orang dan kerusakan properti yang lebih mahal daripada kecelakaan di darat.

Namun demikian, secara statistik, kecelakaan lalu lintas di darat justru lebih mematikan daripada kecelakaan udara.

Seperti dikutip Liputan6.com dari USA Today pada Jumat (30/12/2016), sebagai gambaran, data untuk Amerika Serikat menungkapkan bahwa kemungkinan jatuhnya korban meninggal dalam kecelakaan angkutan darat adalah 1 di antara 98 orang. Sedangkan korban meninggal dalam kecelakaan penerbangan 'hanya' 1 di antara 7.178 kejadian.

Artinya, jumlah korban meninggal jauh lebih sering terjadi pada kecelakaan angkutan darat, terutama kendaraan bermotor. Data itu tentu berbeda dengan data di negara berkembang, tapi kemungkinan korban meninggal akibat kecelakaan terkait angkutan darat tetap jauh lebih besar.

Pada akhirnya, jatuhnya korban jiwa dalam kecelakaan bukan sekedar angka statistik. Bagi keluarga korban, kehilangan 1 anggota keluarga pun sudah membawa kepedihan.

Bukan hanya jumlah korban jiwa yang menjadi alasan mengapa kecelakaan itu dianggap tragis, tapi juga alasankejadian maupun jenis korban, misalnya ketika para korban berasal dari satu klub sepak bola yang sama atau ketika korban adalah seorang balita, atau ketika pembiaran terjadi di tengah masyarakat.

Berikut adalah kumpulan sejumlah peristiwa kecelakaan 2016 yang dihimpun oleh Liputan6.com:


1. Kecelakaan Pesawat Tim Sepakbola Brasil

Regu penyelamat saat mencari korban diantara puing-puing pesawat LaMia Airlines yang terjatuh di areal hutan Kolombia, (29/11/2016). (Reuters/Fredy Builes)

Pesawat sewaan yang membawa 72 penumpang termasuk tim sepak bola asal Brasil, Chapecoense, jatuh di Kolombia. Hal itu diungkapkan oleh pihak keamanan neagra setempat.Tim itu dijadwalkan akan bermain di final Copa Sudamerica melawan Atletico Nacional pada Rabu 30 November 2016 di Medellin.

Menurut sumber yang akrab dengan insiden serupa, beberapa puing pesawat yang hangus terbakar di antara puing-puing British Aerospace Avro RJ85, menjadi petunjuk bagi peneliti untuk mempertimbangkan bahwa kekurangan bahan bakar sebagai salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan pada Senin, 29 November 2016.

Kekurangan bahan bakar terjadi ketika bahan bakar terputus dari mesin, sehingga menyebabkan proses tersebut berhenti berjalan. Hal ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk kebocoran bahan bakar, icing internal, terjadi kegagalan pompa bahan bakar atau alat pengukur, atau kesalahan kru.

Wewenang Penerbangan Sipil Kolombia menolak memberikan komentar lebih lanjut tentang rincian teknis. Foto yang dirilis oleh Otoritas Penerbangan Sipil menunjukkan puing-puing dari empat mesin Avro RJ85 berserakan di bukit. Beberapa di antaranya terlihat hangus.


2. Kecelakaan Kereta di India

Kereta Indian Express tergelincir pada Minggu 20 November 2016 pada pukul 03.00 waktu setempat, menyebabkan lebih dari 100 orang tewas (Reuters).

Kecelakaan kereta Indore-Patna Express pukul 03.00 waktu setempat pada Minggu 20 November 2016, dekat kota Kanpur. Menurut laporan, kebanyakan korban berasal dari dua gerbong dekat gerbong mesin yang rusak berat akibat tergelincir. Jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena sulitnya evakuasi.

Pihak kepolisian mengatakan jumlah korban tewas bertambah menjadi 115, beberapa lainnya menyebutkan 119, dan lebih dari 250 penumpang lainnya terluka. Pekerja penyelamat di lokasi kecelakaan menggunakan mesin-mesin berat untuk memotong kereta untuk mencapai korban.

Menurut keterangan Daljeet Chaudhary, Direktur Jenderal Polisi, angka kematian itu diduga akan semakin meningkat karena petugas penyelamat belum bisa memasuki salah satu gerbong yang mengalami kerusakan terparah.

Apa yang menjadi penyebab kecelakaan masih belum pasti hingga saat sekarang ini. Namun menurut laporan kecelakaan yang terjadi di negeri itu biasanya terjadi akibat buruknya perawatan dan kelalaian manusia.

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bela sungkawanya lewat Twitter, ujarnya, "Begitu sedihnya saya hingga kehilangan kata-kata akibat melayangnya nyawa setelah tergelincirnya Patna-Indore. Pikiran saya tertuju kepada keluarga korban..."

"Doa bagi mereka yang terluka dalam kecelakaan kereta tragis," tulis Modi.


3. Ketika Seorang Balita Disambar Buaya

foto ibunda dan Lane Graves, bocah tewas usai diseret aligator di Disney Resort. (sumber: TMZ)

Seorang bocah 2 tahun, Lane Grave, meninggal dunia di Walt Disney World beberapa bulan yang lalu setelah disambar seekor buaya.

Menurut laporan terbaru dari Florida Fish and Wildlife Conservation Commission, seekor buaya alligator menerkam kepala bocah malang tersebut, saat Lane sedang merunduk mengumpulkan pasir untuk membuat istana pasir, di pinggir laguna.

Lane dilaporkan tidak melakukan apapun yang dapat memancing kedatangan alligator tersebut. Bocah 2 tahun itu dan keluarganya berada di danau sekitar pukul 21.30, yang merupakan waktu berburu alligator.

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa bocah laki-laki itu tewas akibat gigitan yang menghancurkan tengkoraknya dan tenggelam. Sementara itu, aparat kepolisian setempat, Orange County Sheriff, mengeluarkan laporan terpisah terkait insiden tersebut dan menyatakan tewasnya bocah malang itu adalah sebuah kecelakaan.

Seorang saksi mata berusia 16 tahun mengatakan bahwa saat kejadian dia sedang berjalan dengan saudaranya di sekitar pantai. Saat itulah mereka mendengar suara jeritan histeris seorang wanita dari danau dan melihat predator bergigi tajam sepanjang dua meter menyeret anak laki-laki itu. Menurut Peter Courakos, buaya itu memunculkan kepalanya di danau dan langsung menyelam ke dalam air, setelah menempatkan bocah itu di dalam rahangnya.

Danau pinggir pantai Seven Seas Lagoon bukanlah habitat yang ideal untuk buaya karena memiliki air yang bersih dan dalam. Tapi, buaya diduga sudah tidak takut lagi kepada manusia, akibat banyaknya orang yang mengunjungi habitat mereka, sehingga reptil tersebut terbiasa dengan kehadiran orang.

Setelah insiden nahas yang menimpa Lane, Walt Disney World membuat perubahan. Dinding batu di sekeliling danau dibangun. Peringatan 'dilarang memancing' juga dipasang di sekitar area perairan.


4. Kecerobohan Orang Dewasa Korbankan 14 Anak

Tim penyelamat membawa anak-anak yang selamat menggunakan perahu (AFP)

Setidaknya 14 anak dan satu orang dewasa meninggal pada Minggu, 19 Juni 2016, akibat kecelakaan perahu di sebuah kamp musim panas Rusia. Para penyidik menduga, kejadian tersebut terjadi akibat kelalaian pegawai kamp.

Menurut keterangan polisi, tiga kapal dari kamp musim panas yang berlokasi di wilayah Karelia barat laut Rusia itu terbalik saat diterjang badai di Danau Syamozero. Sebanyak 47 anak dan 4 orang dewasa pun tercebur ke perairan subarktik.

Hingga Minggu malam waktu setempat, tim penyelamat masih berusaha untuk menemukan jasad lainnya dari danau. Sementara itu, lima anak dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami hipotermia dan trauma.

Sebelumnya, kecelakaan kapal terburuk yang dialami oleh Rusia terjadi pada 2011, di mana kapal pesiar Bularia tenggelam di Sungai Volga di wilayah Tatarstan Rusia yang menyebabkan 122 orang meninggal. Sama seperti peristiwa tenggelamnya perahu di kamp musim panas, oleh pihak penyelidik kelalaian dan pengawasan yang rendah diduga menjadi penyebab peristiwa itu.

Sejumlah pejabat Rusia menuduh bahwa operator kamp musim panas kurang menaruh perhatian pada segi keselamatan dan menduga bahwa anak-anak tak memakai rompi keselamatan. Kementerian Keadaan Darurat Rusia mengkritik pihak pengelola kamp karena melakukan perjalanan dengan perahu dalam cuaca buruk tanpa sebelumnya memberi tahu tim penyelamat.


5. Kecelakaan India, Korban Hanya Ditonton

Polisi Delhi menduga orang-orang begitu saja melewati korban karena mengira ia sedang mabuk. (Sumber Quality Plus)

Sungguh keterlaluan, seorang korban tabrak lari dibiarkan saja tergeletak di tepi jalan di New Delhi, India. Sekitar 1 jam ia diabaikan. Padahal, ada lebih dari 200 orang melintas di dekatnya. Namun, tak ada satu pun yang ambil tindakan.

Kejadian tragis tersebut terekam oleh sebuah CCTV yang mengarah ke jalan. Dalam tayangan terlihat seorang pria ditabrak oleh sebuah kendaraan ringan roda tiga yang di India dikenal sebagai "tempo". Korban yang kemudian diketahui bernama Matibool (36) itu terlempar ke aspal dan tidak bergerak lagi.

Lebih parah lagi, dalam rekaman terlihat seorang pria mendatangi korban yang tergeletak, seakan hendak memeriksa. Ternyata, orang itu malah mengambil kesempatan mencuri telepon genggam milik korban.

Baru setelah 30 menit kemudian, ada seseorang yang akhirnya mencari pertolongan. Hingga saat itu, sudah ada 140 mobil, 82 kendaraan roda tiga, 181 sepeda motor, dan 45 pejalan kaki lewat begitu saja dekat Matibool. Bahkan, salah satu kendaraan yang melintas adalah mobil polisi.

Matibool sedang dalam perjalanan pulang ke rumah pada Rabu subuh, 10 Agustus 2016, ketika dilanggar oleh seorang pengemudi tak bertanggung jawab. Pengemudi itu sebenarnya sempat berhenti untuk memeriksa kerusakan pada mobilnya, tapi kemudian melenggang pergi begitu saja.


6. Penerbangan EgyptAir MS 804

Pembajakan Maskapai Egypt Air, Diduga Ada Bom dalam Pesawat (egyptair.com)

Pesawat dengan nomor penerbangan MS804 itu jatuh di Laut Mediterania dalam penerbangan dari Paris menuju Kairo. Kejadian pada 19 Mei 2016 tersebut menyebabkan 66 penumpangnya meninggal.

Sebelum EgyptAir MS804 hilang dari radar, pilot diketahui tak melakukan panggilan darurat. Data radar menunjukkan, EgyptAir MS804 sempat melakukan pergerakan mendadak, yakni jatuh dari ketinggian 11.582 meter ke 4.572 meter. Pesawat tersebut kemudian menghilang dari radar pada ketinggian 3.048 meter.

Selain itu, terdapat indikasi adanya asap di kamar mandi pesawat (lavatory) dan kesalahan di dua jendela kokpit pada detik-detik terakhir sebelum pesawat tersebut menghilang.

Teori konspirasi soal penyebab jatuhnya EgyptAir MS 804 bermunculan. Mulai dari serangan teror -- meski belum ada kelompok ekstremis mengklaim -- hingga kesalahan manusia atau teknis.


7. Kecelakaan Massal Festival Perang Air di Thailand

Ramai kecelakaan lalu lintas di tengah Festival Songkran di Thailand ( REUTERS/Jorge Silva)

Pekan liburan Songkran dikenal juga sebagai 'tujuh hari yang berbahaya'. Hal itu disebabkan oleh banyaknya angka kecelakaan lalu lintas yang berujung pada kematian. Songkran atau tahun baru tradisional diadakan setiap tanggal 13-15 April, menandai permulaan tahun matahari dan musim panas di Thailand.

Tahun ini, jumlah korban kecelakaan pada pekan liburan itu naik hingga 21,4 persen dibanding tahun lalu. Total angka kematiannya mencapai 442 orang.

Menurut Menteri Dalam Negeri Thailand sekaligus ketua Pusat Keamanan Lalu Lintas, Anupong Paojinda, ada 3.447 insiden kecelakaan lalu lintas yang membuat 3.656 orang masuk ke rumah sakit dengan perawatan luka parah. Kejadian itu terekam dari tanggal 11-17 April 2016. Kira-kira 4 dari 5 kecelakaan melibatkan motor.

Jenderal Anupong membeberkan, dalam 1 hari saja pada Minggu 10 April sebagai puncak dari pekan Sangkron, 45 tewas dan 385 lainnya terluka dalam 343 kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan paling banyak disebabkan oleh pengemudi mabuk, sebesar 34,09 persen.

Jumlah kematian per kapita akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya Negeri Gajah Putih hanya bisa disalip oleh Libya. Thailand mendapatkan peringkat lalu lintas paling mematikan tertinggi kedua di dunia, dengan 44 kematian per 100 ribu penduduk, demikian menurut para peneliti di Institut Riset Transportasi Universitas Michigan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya