Liputan6.com, Jakarta - Jajaran Polda Metro Jaya mengungkap kasus penyekapan yang menyebabkan korban meninggal dunia di rumah mewah milik Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Jakarta Timur. Kesimpulan sementara, aksi kejahatan ini murni perampokan.
Awalnya, polisi belum bisa menyimpulkan kejadian ini sebagai perampokan. Apalagi saat itu penyidik belum menemukan barang-barang yang hilang dari rumah arsitek tersebut.
Advertisement
Setelah mempelajari rekaman CCTV, keterangan saksi, dan mengerahkan anjing pelacak, polisi yakin pembunuhan ini berpangkal pada kasus perampokan. Terlebih, kemudian diketahui barang berharga seperti emas milik Dodi Triono hilang.
Polisi kemudian menangkap tiga pelaku di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Ternyata, pentolan pelaku bernama Ramlan Butarbutar merupakan residivis kasus perampokan spesialis rumah mewah. Satu orang juga ikut diamankan walau belum diketahui perannya.
Lalu kenapa hanya barang kecil yang digasak komplotan perampok sadis itu?
"Berkaitan dengan perampokan ini, kan ada spesialis-spesialis. Kalau dia spesialis barang mewah, enggak mungkin dia ngambil mobil, enggak mungkin dia ambil yang lain," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis (29/12/2016).
Pada penangkapan kemarin, polisi mengamankan sejumlah uang dan ponsel, dan jam tangan mewah dari pelaku. Namun belum dapat dipastikan apakah itu barang pribadi pelaku atau hasil perampokan di rumah Dodi.
"Nanti kita dalami lagi karena korban (selamat) ini belum sembuh betul. Nanti kita cek lagi apakah barang-barang apa yang hilang, seperti apa," tutur Argo.
Sebelumnya, 11 orang disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di rumah mewah milik Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa kemarin. Enam orang tewas dan lima luka-luka dalam peristiwa yang baru diketahui pada Selasa 27 Desember pagi itu.
Enam korban tewas yakni pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.
Sementara lima korban selamat yakni, anak korban bernama Zanette Kalila Azaria (13), serta empat asisten rumah tangga bernama Emi (41), Fitriani (23), Santi (22), dan Windy (23).
Rabu 28 Desember siang, dua pelaku bernama Ramlan Butarbutar dan Edwin Situmorang berhasil dilumpuhkan dengan timah panas polisi di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Ramlan sang kapten perampokan tewas dalam perjalanan ke RS Polri. Sementara Edwin masih dirawat.
Dalam penangkapan itu pula, polisi mengamankan adik Ramlan berinisial R. Saat ini R masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Kantor Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Selang beberapa jam, polisi berhasil meringkus pelaku lainnya bernama Alfins Bernius Sinaga. Alfins ditangkap tanpa perlawanan dan langsung digelandang ke Mapolda Metro Jaya. Kini polisi tinggal memburu satu pelaku lainnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut motif sementara dugaan pembunuhan sadis Pulomas di kediaman Dodi Triono Jalan Pulomas Utara Nomor 7A RT12/16 Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, didasari pencurian dengan kekerasan. Sebab, diketahui ada barang yang hilang dari kediaman pengusaha sekaligus arsitek tersebut.
"Sementara dapat laporan dari Kapolda Metro Jaya. Untuk sementara, karena ada barang yang hilang, emas, maka sementara ini motifnya perampokan," ujar dia dalam jumpa pers akhir tahun 2016 di Rupatama, Mabes Polri, Rabu 28 Desember 2016.