Liputan6.com, Jakarta - Biaya operasional yang mayoritas dipengaruhi oleh harga Avtur memang menjadi persoalan di berbagai maskapai penerbangan. Apalagi jika pesawat terbang, dan antri untuk mendarat (landing) di sebuah bandara, ini akan menambah biaya operasional.
Tak tanggung-tanggung, setiap pesawat yang menunggu waktu landing (holding) di udara menghabiskan biaya Rp 2,7 juta per menitnya.
"Jadi pesawat itu holding sedikit saja, biayanya tinggi sekali. Untuk itu jadi tantangan kita untuk menciptakan penerbangan yang efektif, tidak banyak menunggu di udara," kata Direktur Operasi Airnav Indonesia saat berbincang dengan wartawan, Kamis (29/12/2016).
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya di udara, Wisnu mengaku, biaya holding peswat di daratpun juga memakan biaya, hanya saja biayanya tidak semahal saat holding di udara.
Untuk di darat, biaya holding per menitnya sebesar Rp 80 ribu. Semua biaya itu dikatakan Wisnu dengan harga Avtur di kisaran Rp 11 ribu per liternya pada 2015. Padahal, saat ini harga avtur naik seiring dengan naiknya harga minyak dunia.
"Jadi bagaimana kedepannya holding itu jangan terlalu lama. Bukan hanya soal uangnya saja, tapi kaitannya dengan green house effect, karena kita komitmen untuk menekan emisi gas buang," papar Wisnu.
Dia memaparkan, Airnav Indonesia saat ini bertanggung jawab atas pemanduan pergerakan pesawat mulai push back dari apron di bandara keberangkatan, sampai dengan parkir kembali di bandara kedatangan.
"Hanya saja kalau untuk soal garbarata dan pesawat parkir dimana, itu yang menentukan operator bandara," tegas Wisnu. (Yas/Gdn)