Liputan6.com, Tokyo - Penjualan mobil baru di Jepang mencatatkan angka terburuk dalam lima tahun terakhir. Di tahun ini, angka penjualannya tidak tembus 5 juta unit. Padahal sebelumnya selalu lebih besar dari itu.
Dilaporkan Asia Nikkei, Jumat (30/12/2016), penjualan mobil di Negeri Sakura itu turun 2 persen menjadi 4,97 juta unit.
Baca Juga
Advertisement
Ada beberapa hal yang menyebabkan penurunan ini. Salah satunya adalah karena mencuatnya skandal manipulasi konsumsi bahan bakar. Tercatat, karena hal ini penjualan mobil kecil turun hingga 9 persen, menjadi 1,72 juta unit.
Faktor kedua adalah rata-rata harga mobil baru di Jepang mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan karena fitur keselamatan serta pembaruan lainnya yang lebih baik. Efek samping dari hal ini adalah usia pakai mobil juga lebih lama.
Meski begitu, angka ini nampaknya tidak akan memburuk. Pasalnya, tanda-tanda pemulihan sudah terlihat pada Desember ini. Penjualan mobil di bulan terakhir naik 8 persen dibanding Desember tahun sebelumnya, atau setara 390 ribu unit.
Sementara mobil full-size juga terlihat naik untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Angkanya naik 3 persen menjadi 3,24 unit. Toyota Prius hybvrid dan Nissan Note jadi dua model pendongkrak segmen.
Tahun depan, sejumlah pabrikan otomotif telah memastikan akan meluncurkan produk baru. Tapi dengan dinaikkannya pajak konsumsi oleh pemerintah, bukan tidak mungkin pertumbuhan industri otomotif tak akan sebaik yang diharapkan.