Liputan6.com, Jakarta - Memiliki fisik tak sempurna tak berarti kehilangan harapan dan cita-cita. Seorang pemuda asal Bangka Belitung, Muhammad Subhan bahkan mampu mengukir prestasi di bidang teknologi informasi dan olahraga.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (30/12/2016), dengan mengendarai sepeda motor yang sudah di modifikasi, Subhan berangkat dari tempat tinggalnya di Kantor Dinas Sosial Loka Bina Karya, Pondok Bambu, Jakarta Timur, menuju tempat kerjanya yang berjarak hampir 30 Km di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Advertisement
Kecelakaan lalu lintas yang dialaminya pada 2005 di Bangka Belitung, membuat cita-citanya sebagai guru olahraga pupus. Lima tahun lamanya semua kegiatan dilakukan dari atas tempat tidur, sampai akhirnya ia divonis cacat seumur hidup.
"Saya sempat frustasi. Sempat ada niat untuk bunuh diri, maaf. Benar-benar, kenapa yah jalan saya seperti ini?" kata Subhan.
Namun berkat dukungan keluarga dan rekan-rekannya, Subhan kembali bangkit dan menata hidup baru bersama keluarganya di Jakarta.
"Sekarang saya udah percaya diri. Udah pengen orang lain tuh melihat saya bahwa kekurangan saya ini bukan sebagai alasan," tutur Subhan.
Kini, berbagai prestasi telah diraih anak kedua pasangan Agus Efendi dan Yuli ini. Dua medali emas dan perak lewat cabang olahraga bulu tangkis pada Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2016 lalu, serta juara ke-3 lomba Global IT Challange di Korea Selatan.
Muhammad Subhan menginspirasi banyak orang. Menjadi manusia yang hidup mandiri dan mampu bersaing adalah cita-citanya.
"Jangan pernah ada penyesalan dalam hidup," jelas Subhan.
Bagaimana kisah perjuangan Muhammad Subhan dalam mewujudkan cita-citanya? Simak selengkapnya dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (30/12/2016) di bawah ini.
Simak tayangan video selengkapnya dalam tautan ini