Liputan6.com, Jakarta Pengembangan mobil listrik di Indonesia bukan hal yang baru, berbagai perguruan tinggi sudah memulainya. Salah satunya adalah President University sebagai universitas bertaraf internasional yang memiliki lembaga research & development.
Pada pertengahan tahun 2016 terbentuklah Tim Pengembangan Mobil Listrik President University dibawah tanggung jawab Dr. Eng. Lydia Angraini, M.Eng., selaku Kaprodi Mechanical Engineering President University. Kemampuan dosen muda yang satu ini tidak perlu diragukan lagi, Lydia merupakan satu-satu perempuan Indonesia dari 80 orang yang mendapat beasiswa Monbukagakusho dari Jepang pada tahun 2006.
Advertisement
Lydia bergabung dengan President University sejak tahun 2013, setelah lulus doktor dari Ritsumeikan University, di Kyoto Jepang. Keputusannya memilih di President University karena memiliki Program Studi Mechanical Engineering dan berada di kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, yaitu Kawasan Industri Jababeka, Cikarang tempat berlokasinya 1700 perusahaan industri multinasional dari 30 negara, sehingga memudahkan para mahasiswanya untuk praktek langsung ke lapangan.
Meski awalnya ada kekhawatiran dari orang tua yang putrinya lebih tertarik ke bidang teknik mesin, namun akhirnya mereka bangga atas raihan prestasi Lydia saat ini.
"Masuk kuliah di teknik mesin karena saya tertarik mempelajari cara kerja mobil, tertarik menggambar, dan matematika adalah favorit saya. Ibu saya bilang, nanti kamu tidak feminim lagi lho, dan akhirnya saya buktikan tidak tomboy, karena teknik mesin tidak selalu identik dengan oli, kebetulan orang tua PNS jadi mungkin masih awam," ujar Lydia yang lulus S1 di perguruan tinggi di Indonesia, pada tahun 2005.
Setelah sempat kerja, kemudian Lydia mendapatkan beasiswa S2 dari Jepang pada tahun 2006 hingga 2008, dan lanjut ke S3 tahun 2008 hingga 2012. Saat S2 Lydia mendalami MEMS (Micro Electro Mecanical System), belajar tentang sensor, transporter dan transformator untuk teknologi ukuran yang mikro. Sedangkan S3-nya fokus pada bidang Advanced Materials Science and Engineering, dengan riset unggulan di bidang Powder Metallurgy.
Lidya mengungkapkan, saat kuliah di Jepang, dirinya juga bergabung ke dalam Research Associate yang membina mahasiswa S1 dan Master. Ketika lulus pun mengerjakan project bersama profesor dari Ritsumeikan University dan menghasilkan paten bernama “Manufacturing Method for Ceramics Composites” yang baru keluar pada tahun 2015.
Pengembangan mobil listrik ini menurut Lidya dilatarbelakangi dari semakin menipisnya bahan bakar fosil.
“Saat S1 saya pernah mengembangkan bahan bakar alternatif seperti dari minyak jarak, minyak jelantah dan biodiesel, namun terkendala bahan bakunya. Dari hal tersebut dan ilmu yang saya peroleh dari Jepang dimana pembakaran tidak harus berasal dari minyak, sehingga kami mencoba mengembangkan kendaraan berbahan bakar listrik karena lebih murah dan ramah lingkungan,” ungkap Lydia kelahiran Jakarta 32 tahun yang lalu.
Tim Pengembangan Mobil listrik, President University terbagi ke dalam working group, ada yang mengerjakan manufacturing sasisnya, bodinya dan sistem kelistrikkannya.
“Saat ini kita sedang tahap pabrikasi bodi yang dibuat sendiri disainnya. Proyek ini dikerjakan oleh 7 dosen President University yang terdiri dari 5 doktor dan 2 master yang melibatkan beberapa mahasiswa Fakultas Engineering, President University. Sementara pihak manajemen Rektorat sangat mendukung dari penyediaan bahan material dan tempat pabrikasi, yaitu di Laboratorium Mechanical Engineering, Medical City, Kawasan Industri Jababeka, ujar Lydia.
Mobil listrik yang diberi nama EV PU (Electric Vehicle President University) ini targetnya selesai Agustus tahun 2017, dengan ukuran panjang 2380 m, lebar 1260 mm, tinggi 1625 mm dan berat 350 kg. Di pengembangan awal ini, EV PU hanya untuk 2 penumpang, harapannya untuk kendaraan mahasiswa.
“Setelah selesai dengan prototipe-nya, kemudian dipatenkan, lalu dikembangkan dalam skala industri, secara masal. Rencananya untuk produksi masal akan gandeng Yamaha dan beberapa perusahaan Jepang,” ungkap Lydia yang menyebutkan selain mobil listrik, juga ada proyek mahasiswa yang sedang berjalan seperti Salt Spray Test, Ball Impact dan 3D Printer.
Powered By:
Jababeka