Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) akan mengencarkan pemasaran kios dan toko di sejumlah trade mall (TM) yang dimiliki perseroan pada 2017. Sebanyak 30 ribu kios ditargetkan dapat terjual kepada pelaku usaha pada 2017.
Pengembang ini meyakini permintaan ruang usaha akan meningkat di masa mendatang seiring positifnya makro ekonomi nasional.
Assistant Vice President Marketing Trade Mall Agung Podomoro,Ho Mely Suryani menyebutkan saat ini sekitar 30 ribu tenant telah bergabung dibawah payung TM Podomoro. Dengan jumlah pengunjung rata-rata per mall mencapai 20 ribu hingga 150 ribu orang per hari, dan omset perdagangan per tenant setiap bulan lebih Rp 1 miliar.
Baca Juga
Advertisement
"Kami menawarkan beberapa kios dan toko di berbagai lokasi TM dengan harga khusus untuk menarik minat pelaku usaha. Salah satunya di TM Harco Glodok yang akan dilaunching pertengahan 2017," ungkap Ho Mely kepada Liputan6.com, Sabtu (31/12/2016).
TM Harco Glodok, ungkap dia, sedang dalam proses finishing construction. Harco Glodok cukup dikenal dan lokasinya menjadi jaminan tersendiri untuk investasi bisnis properti. Selain proyek baru TM Harco Glodok, dikatakan, pada tahun depan berbagai TM lain juga masih ada space yang dijual atau disewakan.
Agung Podomoro menawarkan ke investor dan tenant dengan memberikan rental guarantee, selain harga khusus.
Adapun delapan trade mall yang dimiliki dan dikelola APLN antara lain Blok M Square dan Mangga Dua Square dengan konsep sebagai pusat perdagangan, TM Lindateves Trade Center (LTC) Glodok dan TM Plaza Kenari Mas sebagai pusat perdagangan berbagai peralatan (tools market). Kemudian TM Kalibata City, TM Thamrin City, dan TM Seasons City yang sebagai mall gaya hidup (trend mall).
Sedangkan TM Blok B Tanah Abang sebagai pusat perdagangan tekstil (textil market). Sedangkan dua lagi yakni TM Plaza Balikpapan yang akan diposisikan sebagai pusat perdagangan grosir di Kalimantan Timur, serta TM Harco Glodok yang akan dibuka pada 2017.
Konsep trade mall berbeda dengan mall. Jika mall lebih fokus pada penyewaan ruang kepada tenant-tenant besar yang menjual barang-barang branded terkenal, trade mall merupakan kumpulan kios-kios pedagang yang umumnya usaha kecil menengah (UKM). Jika ruang mall ditawarkan dengan sistem sewa, maka ruang trade mall dengan sistem jual (kepemilikan) sehingga bisa diagunkan ke bank.
Guna mendekatkan diri kepada konsumen terutama UKMK, Agung Podomoro pekan lalu menggelar event bertajuk “Kongkow Akhir Tahun Dan Prospek Bisnis 2017” yang berlangsung di Sun City Restaurant, TM LTC Glodok. Acara diisi dengan sesi sharing prospek bisnis properti 2017 oleh pakar dan pengamat bisnis properti, Matius Jusuf.
"Ketika memilih investasi di properti tidak akan pernah rugi asalkan mempertimbangkan lokasi dan kredibilitas pengembangnya. Yang penting tenant harus benar-benar menyeleksi lokasi serta kredibilitas pengembang atau pengelolanya," ujar Matius.