Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap industri pasar modal bisa menjangkau daerah pinggiran di Indonesia. Harapannya masyarakat daerah terpencil bisa ikut menikmati keuntungan dari investasi di pasar modal.
Meski, Darmin mengakui untuk bisa mencapai hal tersebut, perlu dukungan platform elektronik. "Bisa dengan platform elektronik kita bisa menjangkau berbagai wilayah di nusantara kita," kata dia saat menutup perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat (30/12/2016).
Dia pun bercerita mengenai pengalamannya pada tahun 1960-an. Kala itu, dirinya masih bersekolah di wilayah pinggiran Sumatera. Tanpa menyebut secara detil, nyatanya wilayah terpencil itu sudah mengenal instrumen saham.
Baca Juga
Advertisement
"Waktu itu saya kos di satu rumah, karena kampung saya lebih dalam, yang ternyata pemegang saham bioskop. Saya kalau ingat itu berarti dahulu pasar modal itu sudah sampai ke kota paling terpencil jangankan di Jawa, di pedalaman Sumatera. Saya tahu otoritas belum sampai tangannya," jelas dia.
Dia mengungkapkan jika pemegang saham itu ialah pemilik kos. Dia juga mengaku kerap memanfaatkan layanan gratis bioskop.
"Tahun 1960-an awal, itu terjadi pengumpulan dananya tahun 1950-an saya tahu sebagai orang pemilik bioskop saya kos di situ. Terus terang memanfaatkan bisa masuk, gratisan," kata dia.
Dia berharap, hal tersebut bisa kembali terjadi. BEI bisa memanfaatkan platform elektronik untuk kembali menggaungkan investasi saham ke daerah pelosok.
"Saya hanya mencoba mengulang itu, mari kita buka pintu bangun platform untuk menjangkau investor kita," tandas dia. (Amd/Nrm)