Liputan6.com, Brebes - Saat musim penghujan, kondisi lahan kritis di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, semakin memprihatinkan. Terutama di wilayah Kecamatan Sirampog dan Paguyangan yang belum bisa dipulihkan lantaran perubahan alih fungsi hutan oleh warga.
Betapa tidak, lahan yang semula ditanami tanaman keras, kini menjadi tanaman holtikultura atau sayur-sayuran. Alhasil, lahan kritis tersebut dikhawatirkan menimbulkan longsor dan banjir bandang.
Kondisi tersebut disampaikan Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia (Ipkindo) Kabupaten Brebes Dadi Fakur saat kegiatan penanaman pohon di objek wisata Kalibaya, Puncak Lio Salem, Brebes, beberapa hari lalu.
Menurut Dadi, banyak terjadi alih fungsi hutan dari menanam kopi, pinus, beralih ke sayur-mayur. Alih fungsi lahan ini seperti terlihat di Desa Sridadi, Wanareja, Kaligiri, Cilibur, dan Desa Dawuhan.
Baca Juga
Advertisement
"Secara ekonomi memang menjanjikan karena panennya cepat, namun secara ekologi sangat merugi dan terjadi kerusakan alam," ujar Dadi Fakur.
Menurut dia, Ipkindo telah memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada warga setempat agar tidak mengalihkan fungsi hutan. Namun, hal itu tidak bisa terbendung karena lahan yang mereka garap milik pribadi dan dilihat keuntungan secara ekonomi cepat menghasilkan.
Dengan demikian, imbuh Dadi, antara kesadaran dan kondisi riil di lapangan berbeda jauh. Berbeda dengan warga Kecamatan Salem. Pada umumnya, mereka memiliki usaha perkayuan yang hidup.
Warga Salem bahkan tidak mengandalkan bibit dari pemerintah. Namun, mereka berani membeli bibit pohon untuk melangsung kelestarian hutan.
Kondisi lahan kritis, Dadi mengungkapkan, menimpa pula kawasan hutan di Kecamatan Larangan. Lebih dari 250 ribu hektare terjadi lahan kritis akibat kurangnya air alias tanah tadah hujan.
Kepala Bidang Pengembangan SDM Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Brebes Murohyati menambahkan, kegiatan tanam pohon di Kalibaya sebagai upaya refleksi akhir tahun.
Kegiatan ini adalah rangkaian kemah bakti di Kalibaya, Puncak Lio Salem, Brebes, yang digelar para penyuluh kehutanan bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Ada sebanyak 20 anggota Ipkindo dan 25 orang dari LMDH Salem menggelar renungan.
Mereka saling berdiskusi menyatukan diri dengan alam sebagai rimbawan sejati. Terutama, menjiwai tugas pokok dan fungsi sebagai penyuluh dan masyarakat hutan. "Alhamdulillah, bisa tertanam 1.500 pohon pala di kawasan Lio Rimba Raya, Kalibaya," Murohyati dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Brebes memungkasi.