Liputan6.com, New York - Dalam beberapa tayangan laga aksi futuristik, kita seringkali melihat perangkat-perangkat perang yang merupakan imajinasi. Inovasi militer pun seringkali terjadi melalui cara demikian.
Misalnya tunggangan terbang dalam kisah Star Wars atau sejumlah kendaraan tangguh serbaguna lain ala Hollywood.
Tapi ketika dibawa ke dunia nyata untuk keperluan militer, segala imajinasi tersebut menjelma menjadi kekuatan tempur yang menggentarkan.
Baca Juga
Advertisement
Berikut ini adalah 5 temuan perangkat militer dengan gambaran demikian, dikutip dari News.com.au pada Sabtu (31/12/2016):
1. Tunggangan Gaya Star Wars
Masih ingat tunggangan terbang dalam Return of the Jedi yang melesat di udara? Nah, pihak militer AS kabarnya sedang akan membuat kendaraan dalam serial Star Wars itu di dunia nyata dalam waktu dekat ini.
Malloy Aeronautics dan SURVICE Engineering Company bekerja sama untuk menciptakan Malloy’s Hoverbike bagi lab penelitian Angkatan Udara AS (US Army Research Laboratory).
Pesawat itu dinamai Joint Tactical Aerial Resupply Vehicle, disingkat JTARV. Perangkat itu dirancang untuk mencapai kecepatan hingga 180 kilometer/jam sehingga bisa mengantarkan satu tim secara kilat.
Ia bahkan bisa terbang sendiri membawa amunisi sambil melesat hingga 135 kilometer/jam di tengah medan tempur. Jejaknya pun kecil karena melayang di udara, bukan menjejak di darat. Sinyal akustiknya juga rendah.
Apalagi pesawat ini tidak memerlukan landasan pacu atau kawasan pendaratan tradisional, sehingga memberikan keleluasaan kepada tim untuk menggunakannya.
Advertisement
2. Traktor Tempur Serba Guna
Suatu kendaraan tempur lapis baja seberat 32 ton ini menjadi traktor serba guna dan mampu melubangi beton, menembakan roket, dan menciptakan jalur aman bagi para prajurit ketik melintasi ladang ranjau.
Terrier besutan BAE Systems ini dijuluki pisau serbaguna Swiss Army untuk kendaraan tempur karena kemampuannya untuk melakukan banyak hal, seperti beberapa kendaraan tempur penting dijadikan satu, bahkan dengan kelengkapan suatu lengan 8 meter.
Terrier mampu merusak landasan pacu musuh, membuat lubang di bangunan beton tempat persembunyian teroris, atau meruntuhkan jembatan.
Mesin raksasa ini bahkan dapat meluncurkan Phyton, sistem peledak berpendorong roket, untuk menghancurkan peledak IED yang disembunyikan untuk keperluan perlindungan pasukan.
Seperti traktor lazimnya, Terrier bisa mengangkat, mencengkeram, dan memindahkan benda-benda. Hebatnya, sistem angkat di bagian depan kendaraan mampu mengangkat hingga 5 ton.
Terrier juga mampu memindahkan 300 ton tanah per jam.
3. Drone Pengintai yang Cermat
Suatu pesawat militer yang mendapat daya dari matahari dapat melakukan tugasnya selama 45 hari tanpa perlu mendarat.
Pihak Airbus Defence and Space menyebut drone baru ini High Altitude Pseudo Satellite (HAPS), tapi lebih akrab dengan nama julukannya, Zephyr.
Perangkat ini tergolong "pseudo satellite", yaitu penggabungan antara kemampuan pengintaian ekstrem seperti satelit sesuai permintaan, tapi dengan keluwesan dan ketahanan sebuah pesawat nirawak. Kemampuan seperti itu terbukti amat berguna bagi tim operasi khusus.
Tidak seperti satelit, Zephyr bisa didaratkan, dimodifikasi dengan teknologi alternatif, dan segera diterbangkan lagi untuk memberikan kemampuan lain yang dipersyaratkan.
Zephyr mampu terbang tanpa mendarat sehingga memberikan citra resolusi tinggi berkelanjutan kepada pihak militer hingga sekitar 1,5 tahun, dengan ketelitian hingga resolusi 15 centimeter.
Pesawat ini mampu terbang hingga 20 kilometer di atas lokasi menetap, dan memandang hingga 400 kilometer ke cakrawala sehingga memberikan citra hingga lebih dari 621 kilometer persegi.
Ketinggian itu cukup dekat dengan luar angkasa. Drone ini bisa terbang hingga 70 ribu kaki (21 kilometer), cukup tinggi untuk melihat lengkungan bumi.
Advertisement
4. Alat Bantu Penglihatan ala Superman
Dengan suatu teknologi baru, maka para pilot militer AS akan mendapatkan kemampuan penglihatan seperti Superman yang membantu menghadapi lingkungan berbahaya.
Keadaan bahaya yang diistilahkan sebagai Degraded Visual Environment (DVE) kerap menjadi ancaman bagi pesawat militer sehingga sukar mendarat atau terbang. Penglihatan (visibility) juga berkurang karena cuaca buruk, misalnya hujan, salju, debu, dan kabut, atau bahkan ‘brown out’.
Dalam keadaan ‘brown out’, pilot kehilangan acuan penglihatan terhadap permukaan ketika pasir, debu, dan kotoran berterbangan. Badan helikopter bisa melenceng atau bersinggungan dengan struktur di daratan atau struktur lain. Helikopter bisa gagal mendarat atau malah terguling.
Badan penelitian pertahanan (Defense Advanced Research Projects Agency, DARPA) memilih Honeywell untuk menciptakan teknologi yang membantu pilot mengatasi DVE dan "melihat" detil yang penting.
Teknologi itu disebut pandangan sintetis dan memberikan pandangan 3D pada pilot tentang kawasan pendaratan pada tampilan penerbangan. Walaupun kondisinya buruk, sistem itu menciptakan gambar dengan menggunakan pengindra-pengindra canggih.
Beberapa bahaya, misalnya pesawat terbang lain, kabel telepon, kendaraan ataupun orang dekat kawasan pendaratan, dan juga permukaan yang tak terduga, tidak lagi tersembunyi oleh semburan 'brown out'.
Pada akhirnya, pilot-pilot militer memperoleh pandangan diperkuat, bahkan pada lubang dan cekungan di kawasan pendaratan. Dengan teknologi ini, para pilot militer memiliki keunggulan yang tidak dimiliki pihak lain.
5. Kendaraan Laut yang 'Berenang'
Marinir AS akan mendapatkan kendaraan tempur lapis baja seberat 34 ton yang mampu berenang. Disebut dengan Amphibious Combat Vehicle.
Kendaraan ini memiliki kekuatan lebih untuk menyerbu pantai di masa depan.
Purwarupa Amphibious Combat Vehicle itu disebut dengan ACV 1.1 dan diciptakan bersama oleh BAE Systems dengan IVECO Defence. ACV 1.1 diperkenalkan di Modern Day Marine.
Kendaraan ini merupakan kombinasi perlindungan tingkat tinggi dengan kemampuan amfibi dan darat. Kendaraan ini bisa diluncurkan dari kapal di laut untuk kemudian melaju di air dengan kecepatan 6 knot per jam.
Bukan hanya itu, ACV 1.1 bisa menyelam, sehingga terus maju di kedalaman 2,7 meter. Setelah tiba di darat, kendaraan itu bisa merangsek hingga kecepatan 112 kilometer per jam sambil membawa kekuatan tembak yang tidak main-main.
Advertisement