Liputan6.com, Jakarta Tak cuma orang dewasa, anak-anak juga sudah bisa memiliki resolusi menyambut tahun baru. Usia ideal untuk mulai mengenalkan anak-anak memiliki resolusi di tahun baru yakni sekitar 7-12 tahun.
Pada usia-usia tersebut, anak sudah mampu berpikir sendiri. Sehingga dengan membuat resolusi, mereka belajar menentukan target atau tujuan di tahun yang baru agar menjadi diri yang lebih baik.
Advertisement
"Pada usia-usia itu, mereka sudah mengerti apa itu resolusi tahun baru dan apa resolusi bagi diri mereka sendiri. Tentu saja mereka membutuhkan bantuan orang tua dalam membuat resolusi," kata psikolog yang juga penulis buku Raising Happiness: 10 Simple Steps for More Joyful Kids and Happier Parents, Christine Carter, Ph.D.
Peran orangtua, tentu amat besar dalam membantu anak membuat resolusi. Kondisi ini juga merupakan saat-saat menyenangkan yang juga meningkatkan ikatan Anda dengan anak. Nah berikut, saran pakar saat orangtua membantu anak membuat resolusi di tahun baru seperti mengutip Parenting, Minggu (1/1/2017).
1. Orangtua jadi sosok panutan
Orangtua itu jadi contoh bagi anak-anak dalam membuat resolusi. Bawa resolusi Anda di dapur, biarkan anak-anak melihat apa yang Anda lakukan dalam mencapai target resolusi.
"Sebagai orangtua penting untuk mempraktekkan apa yang Anda nasehati kepada anak-anak. Jadi, cara efektif adalah Anda menjalankan resolusi Anda dan berbicara kepada anak tentang apa itu resolusi," kata psikolog klinis, Robin Goodman.
2. Pendekatan positif dalam membuat resolusi
Awali perbincangan dengan aneka hal yang sudah ia raih tahun lalu. Lalu, beri pertanyaan padanya "Apa hal-hal besar yang ingin kamu raih tahun ini?", "Apakah kamu ingin meningkatkan kemampuan kamu?", "Apa yang harus kamu lakukan agar jadi lebih bahagia?".
Misalnya sudah bisa bermain piano. Mengapa tidak mengarahkan dia di tahun ini agar bisa bermain sebuah lagu yang lebih sulit dibandingkan tahun sebelumnya.
Advertisement
3. Jangan paksa ia menuliskan resolusi
Sudah banyak tahu asam garam dunia, banyak orang tua lalu mengambil alih dalam membuat resolusi anak. Memangnya boleh seperti itu? Sebagian besar pakar mengatakan tidak boleh.
Yang orangtua bisa lakukan adalah membimbing dan menyarankan resolusi untuknya. Serta membantunya memperjelas tujuan dari resolusi yang dibuat serta apakah sudah sesuai dengan umur mereka.
Konselor keluarga, Kolari, mengatakan pertama-tama dengarkan anak. "Tanyakan pada mereka apa yang ingin mereka raih," sarannya.
Lalu arahkan aneka resolusi dalam empat kategori: tujuan pribadi, persahabatan, tolong menolong, dan akademik.
Besar kemungkinan anak-anak ingin memiliki tujuan material misalnya ingin punya boneka Barbie terbaru. "Jangan katakan itu tidak baik. Tapi bersikaplah terbuka dan mengetahui isi pikiran mereka. Lalu, tanyakan kembali penting tidaknya hal tersebut bagi anak," kata Kolari.
4. Resolusi tidak perlu banyak
Tak perlu banyak-banyak resolusi. Tentu kita tidak menginginkan anak memiliki banyak tujuan namun tidak diwujudkan bukan seperti kata Carter.
"Jadil lebih baik bantu anak-anak untuk fokus dalam membuat resolusi. Tuliskan resolusi yang konkret, spesifik, dan bisa dikerjakan," saran Goodman.
Jika resolusi anak-anak sudah dibuat, penting bagi orangtua secara periodik mengecek apakah resolusi tersebut sudah dikerjakan atau belum.
"Cobalah untuk tidak terlalu cerewet dalam mengecek resolusi anak. Jika belum berhasil, tanyakan padanya apa kendala yang dialami. Cari solusi lalu bangkitkan semangatnya lagi, " saran Kolari.
Advertisement