Sopir ALS: Ius Pane Mau ke Belawan, tapi Saya Tak Mau Turunkan

Marwan menyarankan kepada Ridwan untuk turun di Pool ALS saja karena ALS tidak bisa sembarangan menurunkan penumpang.

oleh Reza Efendi diperbarui 01 Jan 2017, 19:14 WIB
Ini kursi bus ALS yang diduduki Ridwan Sitorus atau Ius Pane dalam perjalanan dari Bogor menuju Medan. (Liputan6.com/Reza Perdana)

Liputan6.com, Medan - Ridwan Sitorus alias Ius Pane, buron kasus perampokan Pulomas, Jakarta Timur, tertangkap hari ini di Medan, Sumatera Utara. Dia ditangkap polisi setelah turun dari bus ALS yang membawanya dari Bogor menuju Medan.

Sopir bus ALS dengan pelat BK 7461 DK nomor pintu 333 bernama Marwan Nasution mengatakan ia tidak menaruh curiga sedikit pun kepada Ridwan yang ternyata DPO atas kasus perampokan sadis di Pulomas.

Menurut pria yang telah 26 tahun berprofesi sebagai sopir ini, Ridwan tidak pernah memperlihatkan gerak-gerik yang mencurigakan layaknya seorang buronan polisi. Sikap yang diperlihatkan sama saja dengan para penumpang lainnya.

"Biasa saja, enggak curiga aku. Macam enggak DPO pun dia, duduknya di kursi 37, empat kursi dari belakang. Mana pula aku curiga, tugasku yang penting penumpang nyaman dan aman sampai tujuan," ungkap Marwan.

Namun, dia sempat berkomunikasi secara spontan saat Ridwan minta diturunkan di Stasiun Amplas. Kemudian Marwan menyarankan kepada Ridwan untuk turun di Pool ALS saja karena ALS tidak bisa sembarangan menurunkan penumpang.

"Dia bilang mau ke Belawan. Karena kita tidak sembarangan turunkan penumpang, saya bilang turun di pool aja, dari depan pool banyak angkot (angkutan kota) ke Belawan. Dia nurut saya bilang begitu," ujar Marwan.

Disinggung mengenai seorang penumpang lainnya yang sempat diamankan, Marwan mengaku kalau penumpang tersebut naik dari daerah Singkarak dan tidak ada hubungannya dengan Ridwan, hanya kebetulan bersebelahan kursi.

"Enggak ada, beda naiknya. Tadi ditanya juga sama polisi, saya bilang gitu, naiknya di tengah perjalanan. Kalau si Ridwan dari Stasiun Jalan Baru, Bogor. Di tiket namanya dibuat Ridwan," ujar Marwan.

4 Tersangka Tertangkap

Sebelumnya, 11 orang ditemukan disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa, 27 Desember 2016. Enam orang tewas dan lima lainnya terluka dalam peristiwa ini.

Enam korban tewas adalah pemilik rumah Dodi Triono serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri dan Dianita Gemma Dzalfayla. Kemudian teman Gemma bernama Amel, serta dua sopir pribadi bernama Yanto dan Tasrok.

Sementara, lima korban selamat yakni anak Dodi bernama Zanette Kalila Azaria, serta empat asisten rumah tangga bernama Emi, Fitriani, Santi, dan Windy. Kelima korban selamat masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Dalam kasus perampokan Pulomas ini, polisi telah menangkap dan menetapkan tiga tersangka, yakni Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga.

Polisi meringkus Alfins di kawasan Villamas Indah Blok C, Bekasi Utara, Jawa Barat, pada Rabu petang, usai penangkapan terhadap Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang. Dalam penangkapan tersebut, keduanya juga dilumpuhkan. Ramlan tewas sedangkan Erwin selamat.

Alfins diduga berperan sebagai pengemudi mobil yang digunakan untuk merampok rumah mewah milik korban Dodi Triono tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya