Liputan6.com, Glasgow - Pada 2 Januari 1971, terjadi tragedi paling banyak memakan korban dalam sejarah sepakbola Inggris Raya, saat pertandingan antara dua klub Celtic dan Rangers.
Sebanyak 66 orang suporter tewas di kandang Celtic, stadion Ibrox Park, Glasgow lantaran tangga pintu akses keluar masuk ambruk.
Advertisement
Bencana ini terjadi saat menit-menit terakhir petandingan berakhir, saat suporter Celtic memutuskan untuk pulang lebih awal setelah mengetahui klub kesayangan menang 1-0. Jimmy Johnstone mencetak gol untuk Celtic.
Suporter yang pulang mengira Celtic sudah pasti menang. Namun tak disangka, pemain Rangers, Colin Stein mencetak gol di detik-detik akhir injury time. Penonton yang mengarah ke pintu keluar mencoba balik kembali karena penasaran suara gemuruh dari lapangan, yang ternyata gol.
Pada momen tersebut, terjadi insiden berdesak-desakan antara penonton yang hendak kembali dengan penonton yang baru memutuskan untuk menuju pintu keluar. Dalam situasi banyak orang, tangga keluar masuk roboh. Penonton yang berada di lokasi terperosok.
Tim penyelamat terjun ke lokasi beberapa menit kemudian. Namun sudah banyak orang yang tewas. "Saat itu, mereka sedang berusaha keluar, tapi hal yang terduga terjadi," ujar dia, seperti dimuat BBC.
Dia menceritakan bagaimana sulitnya menyelamatkan korban, karena di saat itu, banyak penonton yang masih berdesak-desakan. Sehingga, anggota tim penyelamat itu juga tak berkutik.
"Aku terdorong dan jatuh, hingga 10 menit kemudian, polisi pun menyelamatkan saya dan korban lainnya," pungkasnya.
Ada 66 orang tewas, termasuk seorang remaja perempuan berusia 18 tahun, bernama Margaret Ferguson. Dia adalah satu-satunya suporter wanita yang menjadi korban.
Menteri Dalam Negeri Alick Buchanan Smith mengucapkan duka cita dan mengintruksikan aparat terkait untuk segera melakukan evakuasi secara menyeluruh.
Berdasarkan hasil penyelidikan, penyebab utama bencana ini dikarenakan banyaknya suporter yang menumpuk di area tangga keluar masuk barisan nomor 13. Ini menjadi tragedi paling tragis sepanjang sepakbola Inggris Raya.
Sejarah lain mencatat pada 2 Januari 1942, Federal Bureau of Investigation (FBI) menahan 33 orang anggota jaringan mata-mata Jerman dipimpin oleh Fritz Joubert Duquesne dalam kasus spionase terbesar dalam sejarah Amerika Serikat -- Duquesne Spy Ring.