100 Tahun Misteri Kematian 'Paranormal' Rusia Grigori Rasputin

Rasputin memainkan peran kecil namun penting pada jatuhnya Dinasti Romanov Rusia. Kematiannya terus jadi misteri.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 02 Jan 2017, 08:24 WIB
Grigori Rasputin, legenda Rusia pada masa-masa akhir Dinasti Romanov (Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta Sejak kecil, Grigori Yefimovich Rasputin dianggap memiliki kekuatan gaib, ketika ia menemukan para pencuri kuda milik ayahnya dengan 'kekuatan pikiran'.

Beranjak dewasa, pengalamannya hidup di biara menjadikannya punya reputasi sebagai sosok religius. Petani miskin asal Tobolsk di Siberia, Rusia itu kemudian hidup mengembara.

Pada tahun 1903, ia sampai di St Petersburg. Reputasinya sebagai orang suci dan sakti yang dikenal masyarakat membawanya ke istana Tsar Nicholas II, penguasa terakhir dari Dinasti Romanov.

Rasputin dianggap berjasa menyembuhkan putra mahkota,  Tsesarevich Alexei yang menderita hemofilia. Kedekatannnya dengan Tsar Rusia dan istrinya pada akhirnya ikut andil menjadikannya target pemunnuhan yang dilakukan musuh aristokrat 100 tahun yang lalu, pada 30 Desember 1916.

Artem Krechetnikov dari BBC Rusia meneliti kasus pembunuhan mengerikan yang menimpa Rasputin. Ia menemukan, sejumlah rincian kematian sang tokoh lebih banyak mitos daripada kenyataan.

Penuh Skandal

Tsar Nicholas II dan keluarganya (Wikipedia)

Nama Rasputin selamanya akan lekat dengan skandal. Ia disebut 'mesin seks' dan 'kekasih' Tsarina, Alexandra Feodorovna. Deskripsi pertama jelas melebih-lebihkan, sementara yang kedua, keliru belaka.

Opini warga Rusia terhadapnya, dari dulu hingga sekarang, berkisar antara 'orang suci' hingga 'reptil' -- seperti diucapkan perdana menteri kala itu Pyotr Stolypin yang jelas-jelas membencinya.

Saat Perang Dunia I pecah pada 1914, ada histeria tentang 'kekuatan hitam di sekitar kerajaan'.

Tsarina Alexandra -- cucu Ratu Inggris Victoria yang berdarah Jerman -- ingin Rasputin, yang ia yakini punya kekuatan gaib, membantu agar putranya Alexei jadi pewaris takhta di tengah isu suksesi kala itu.

Sejumlah bangsawan menuding, tsarina ingin berkuasa mengatur Rusia lewat putranya. Darah Jerman yang mengalir di tubuhnya jadi masalah kala itu.

Sebagai orang yang dikenal dekat dengan ratu, oleh para pendukung aliansi Rusia dengan Prancis yang ingin Jerman kalah, Rasputin dituding ingin merusak kebijakan luar negeri Rusia.

Apalagi, pada awal 1914, kepada wartawan Italia, Rasputin mengatakan, "Atas kehendak Tuhan, tak akan ada perang."

Rasputin dianggap terlalu ikut campur dalam penentuan keputusan kerajaan. Ia dituduh orang dekat tsarina yang berkuasa secara de facto mengendalikan kerajaan, dengan memanfaatkan kelemahan suaminya.

Lebih jauh lagi, Rasputin bahkan dituding menjadikan tsar dan tsarina sebagai bonekanya. Itu mengapa sosoknya dirasa harus dilenyapkan.


Misteri Kematian Rasputin

Misteri masih menyelimuti terkait saat-saat terakhir Rasputin. Mengapa ia pergi ke istana Pangeran Felix Yusupovs di St Petersburg yang menginginkan kematiannya?

Menurut dua pembunuhnya, Yusupovs dan anggota parlemen Vladimir Purishkevich, sang pangeran meminta Rasputin datang pada 30 Desember 1916. Alasannya, istrinya, Irina ingin bertemu dengannya.

Padahal, perempuan itu sedang pergi ke rumah Yusupovs yang lain di Crimea.

Yusupovs mengklaim, ia membawa Rasputin ke ruang bawah tanah di mana ia memberinya makan kue yang dicampur dengan racun.

Sementara, pendukung Yusupovs membuat kebisingan di lantai atas, berpura-pura berpesta, dan memainkan lagu Amerika Yankee Doodle di gramofon.

Tapi, versi sejarah itu tampaknya mustahil.

Rasputin tidak berpendidikan, tapi ia tidak bodoh. Yusupovs yang sangat kaya -- Irina adalah anggota keluarga kerajaan -- namun paranormal itu mungkin tak akan membiarkan dirinya tergoda silaunya harta dengan begitu mudah.

Apalagi, menurut putri Rasputin, Maria, Menteri Dalam Negeri Rusia Alexander Protopopov telah memperingatkan sang dukun bahwa ada rencana untuk membunuhnya.

Protopopov menyarankannya untuk menghindari bersosialisasi selama beberapa hari, namun Rasputin mengatakan kepadanya, "terlambat".

Hingga kini tetap menjadi misteri mengapa ia mengunjungi Yusupovs.

Ada rumor yang mengatakan bahwa bahwa Tsarina Alexandra dan Mendagri Protopopov berencana untuk membubarkan parlemen atau Duma, memberlakukan keadaan darurat, dan mengarahkan untuk perdamaian.

Yusupov diduga memikat Rasputin dengan menjanjikan pertemuan dengan sekutu permaisuri.

Kemudian, yang terjadi adalah pembunuhan. Saking mengerikannya, seperti datang dari skenario dari film horor.

Setelah racun diduga gagal bekerja, Yusupovs menembakkan senjatanya, namun Rasputin kemudian bangkit lagi, seperti raksasa yang kebal. Bahkan ia mengejar penembaknya.

Kemudian diduga Purishkevich menembakkan empat tembakan ke punggung Rasputin, kali itu ia tumbang.

Benarkah kue tersebut beracun? Sudah jadi rahasia umum, Rasputin tak mengonsumsi makanan manis -- khawatir efeknya  bisa berbahaya bagi kekuatan istimewanya.

Sementara, penjaga melaporkan mendengar empat tembakan secara berurutan.

Belakangan, seorang ahli patologi mengatakan, penyebab kematian Rasputin adalah tembakan ke perut, yang menyebabkan kehilangan darah yang parah.

Pembunuh mungkin membunuhnya begitu ia melangkah masuk, menembak dia dari jarak dekat.

Lima bangsawan, yang dipimpin oleh Pangeran Yusupov, terlibat, meskipun beberapa berspekulasi, peran beberapa di antara mereka lebih dominan merencanakan plot.

Mitos menyebut, 'kekebalan' Rasputin membuat komplotan itu harus menenggelamkannya dalam danau beku.

Namun, hasil otopsi menguak hal berbeda. "Tidak ada bukti tenggelam ditemukan. Rasputin sudah mati saat ia dilemparkan ke dalam air."

Yusupov akhirnya pergi ke pengasingan di Paris setelah Revolusi Bolshevik 1917 dan hidup hingga usia 80 tahun.

Pembunuh kedua, Purishkevich ditangkap di Petrograd pada tahun 1918, kemudian dilepaskan atas perintah kepala polisi rahasia Felix Dzerzhinsky. Dia meninggal karena tifus pada tahun 1920, selama perang saudara Rusia.

Kekerasan dan kekacauan revolusi Bolshevik yang terjadi setelah kematiannya, membuat kata-kata Rasputin menggema mengerikan terdengar bak ramalan: "Tanpa aku semuanya akan runtuh."

Tsar Nicholas II dan keluarganya (Wikipedia)

Dia juga telah meramalkan pembunuhan sendiri, dalam sebuah surat kepada Tsar Nicholas II. Jika bangsawan yang melakukannya, ia memperingatkan, hal itu akan mengarah pada kejatuhan monarki.

Rasputin memainkan peran kecil namun penting pada jatuhnya Dinasti Romanov yang akhirnya membawa kemenangan Bolshevik dan didirikannya Uni Soviet.

Keberadaannya kian menambah ketidakpopuleran tsar dan tsarina di mata rakyatnya.

Foto-foto terakhir anak-anak Tsar Nicholas II (Wikipedia)

Pada 17 Juli 1918, keluarga kerajaan Rusia terakhir dari Dinasti Romanov dieksekusi oleh kaum revolusioner Bolshevik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya