Liputan6.com, Ambon - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memuji keindahan bawah laut Teluk Tihlepuai, Desa Morela, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, yang masih terjaga keasliannya.
"Taman bawah lautnya cantik sekali, masih bagus, tidak banyak pengeboman ikan. Di NTT sudah rusak. Banyak tempat lain sudah rusak, di Jawa juga sudah hancur," kata Susi usai menyelam untuk meninjau ekowisata kebun kima di Teluk Tihlepuai, dilansir Antara, Sabtu, 17 Desember 2016.
Ia mengatakan dari potensinya, Teluk Tihlepuai masih bisa dikembangkan untuk pariwisata bawah laut, terutama sebagai objek penyelaman yang bisa menarik lebih banyak turis untuk datang ke Maluku.
Karena itu, Menteri Susi juga menyarankan kepada Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Munardo untuk membangun lapangan terbang seluas satu kilometer di dekat Teluk Tihlepuai sehingga turis yang tiba di Bandara Pattimura bisa langsung ke Morela dengan menggunakan pesawat.
"Ikannya luar biasa. Saya pikir untuk diving spot, tadi saya bicara dengan Pangdam, bikin bandara satu kilometer dari rumput di Morela, jadi orang bisa ke sini dari Ambon satu jam saja," kata dia.
Guna mendukung pengembangan pariwisata bawah laut di Teluk Tihlepuai, Susi meminta agar masyarakat tetap menjaga kebersihan. Utamanya dari sampah plastik yang tidak hanya bisa mengotori keindahan laut, tapi juga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem di perairan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Saya masih mendapatkan sampah plastik di dalam sana. Yang seperti ini harus dikurangi, kebersihan harus laut harus dijaga, jangan buang sampah ke laut maupun sungai," kata Susi.
Ia juga mengatakan, selain pariwisata bawah laut, Teluk Tihlepuai juga bisa dikembangkan untuk pembudidayaan rumput laut dan ikan, tapi lokasinya harus berjauhan. Hal tersebut dimaksudkan agar kekeruhan air akibat pakan ikan tidak mempengaruhi lokasi yang menjadi taman laut.
"Lokasi harus ditentuin yang tidak accessable itu untuk usaha-usaha membuat keramba, tapi untuk yang seperti ini, pariwisata, harus dijaga tetap kebersihannya," kata dia.
Salah satu ekowisata yang dirintis untuk dikembangkan adalah kebun kima. Kima adalah sejenis kerang raksasa bernama latin Tridacna maxima. Kerang raksasa tergolong langka itu dibudidaya di sekitar teluk dengan kedalaman antara lima hingga 10 meter sejak tiga bulan terakhir.