Liputan6.com, Jakarta - Aksi perampokan sadis di rumah mewah milik Dodi Triono di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Jakarta Timur, menelan enam korban jiwa. Korban tewas setelah disekap dalam kamar mandi tanpa ventilasi yang diisi 11 orang selama sekitar 17 jam.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, komplotan perampok pimpinan Ramlan Butarbutar itu memilih kamar mandi karena lokasinya dekat. Mereka tak pernah berpikir dampaknya sampai menewaskan enam korbannya.
Advertisement
"Dari hasil interogasi kemarin, kebetulan yang terjadi di Pulomas, ruangan yang terdekat adalah kamar mandi. Dan dia tidak menyangka akan ada korban meninggal," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/1/2017).
Argo melanjutkan, para pelaku tak merusak gagang pintu kamar mandi tempat para korban disekap. Mereka hanya mengunci pintu dari luar, agar aksinya menggasak barang-barang berharga milik korban lancar.
"(Gagang) pintu patah karena korban berupaya untuk cari oksigen dari dalam. Makanya dia mematahkan dari dalam pintu itu, gerendel itu dengan harapan ada lubang," terang dia.
Pelaku langsung meninggalkan lokasi begitu berhasil menguasai barang berharga milik korban. Sementara 11 korban ditinggalkan begitu saja terkunci dalam kamar mandi berukuran sekitar 1,5x1,5 meter itu.
Pelaku tak pernah menyangka, ulah mereka menelan korban jiwa. Sebab selama malang melintang melakukan aksi kejahatan, Ramlan Butarbutar Cs tak pernah membunuh korbannya.
"Makanya kemarin tersangka Erwin Situmorang sampai menyatakan melihat korban meninggal, dia bilang 'Pak lebih baik saya ditembak saja sampai meninggal'," pungkas Argo.
4 Tersangka Diringkus
Sebelumnya, 11 orang disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di sebuah rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Enam orang tewas dan lima luka-luka dalam peristiwa yang baru diketahui pada Selasa 27 Desember pagi itu.
Enam korban tewas yakni pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.
Sementara lima korban selamat yakni, anak korban bernama Zanette Kalila Azaria (13), serta empat asisten rumah tangga bernama Emi (41), Fitriani (23), Santi (22), dan Windy (23).
Dalam waktu singkat, polisi menangkap dua pelaku yakni Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang di kawasan Bekasi, Jawa Barat pada Rabu 28 Desember 2016. Ramlan tewas dalam penangkapan itu, sementara Erwin mengalami luka tembak di kaki.
Malam harinya, satu pelaku lain yakni Alfins Bernius Sinaga diringkus di lokasi berbeda. Dalam kasus ini, Alfins berperan sebagai driver.
Terakhir, Ridwan Sitorus alias Ius Pane alias Marihot Sitorus akhirnya dibekuk di Medan, Sumatera Utara pada Minggu 1 Januari 2017 kemarin. Orang kedua setelah Ramlan Butarbutar itu ditangkap setelah beberapa hari menjadi buronan polisi.