Liputan6.com, Jakarta - Kini memasuki lembaran baru di tahun 2017. Mungkin ada sejumlah harapan dan rencana terutama soal keuangan Anda. Di tahun baru ini, Anda bisa memulai investasi dan evaluasi hasil investasi Anda di tahun-tahun sebelumnya.
Bila Anda ingin memulai investasi pada 2017 ini, ada sejumlah portofolio investasi yang dapat dipilih mulai dari sektor keuangan dan riil.
Meski demikian, seperti yang dikatakan sejumlah perencana keuangan, bila investasi juga selalu ingat apa tujuan dan waktu investasi. Dengan mengetahui tujuan investasi ini dapat menjadi motivasi bagi Anda untuk berinvestasi.
Baca Juga
Advertisement
Ingin tahu bagaimana peluang portofolio sejumlah investasi pada 2017? Simak ulasan ini:
1. Saham
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 15,32 persen sepanjang 2016. Pencapaian kinerja IHSG itu membuat pasar modal Indonesia menjadi salah satu terbaik di antara bursa Asia.
Sejumlah analis memperkirakan laju IHSG dapat kembali positif pada 2017. Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana ada sejumlah faktor internal mendukung IHSG. Dari internal, pelaksanaan pengampunan pajak atau tax amnesty diharapkan berdampak ke sejumlah sektor ekonomi.
Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat menjaga risiko fiskal dengan baik. Aditya memperkirakan, defisit pembiayaan akan mencapai 2,4 peren terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2017. Oleh karena itu, pemerintah juga dapat meningkatkan penerimaan dan menjaga anggaran negara.
Aditya menambahkan, inflasi masih stabil meski ada sejumlah kenaikan harga. Inflasi diperkirakan empat persen pada 2017. Selain itu, rupiah juga dapat stabil. "IHSG dapat sentuh level 5.850 pada 2017," ujar Aditya.
Sementara itu, Analis PT Recapital Securities Kiswoyo Adi Joe menuturkan ada sejumlah tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia dari segi eksternal. Pertama, bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuan hingga tiga persen. Kedua, kebijakan bank sentral negara besar lainnya yaitu Eropa, Jepang dan China.
Ketiga, kebijakan pemerintahan Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan terapkan kebijakan perdagangan bilateral. Ketiga, gejolak harga komoditas seperti harga minyak. Keempat kelanjutan dari isu keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Kiswoyo memperkirakan, IHSG bergerak di kisaran 5.700-6.000 pada 2017. Ada pun kondisi itu mempertimbangan price earning ratio sekitar 14,87-15,08.
Untuk sektor saham yang berpotensi baik pada 2017, Aditya memilih sektor saham infrastruktur, properti, perbankan, infrastruktur, dan barang konsumsi. Dia menuturkan, sektor saham konsumsi jadi pilihan mengingat ekonomi Indonesia juga sebagian besar masih ditopang dari konsumsi rumah tangga.
Saham-saham yang menjadi pilihannya antara lain PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Indofarma Tbk. Untuk saham properti, Aditya memilih saham PT Pakuwon Jati Tbk (PWON). Di infrastruktur, saham PT PP Tbk (PTPP) dan PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) menjadi pilihan.
Sedangkan Kiswoyo memilih saham untuk dicermati pasar modal Indonesia antara lain saham PWON, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Astra International Tbk (ASII), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Reksa Dana
2. Reksa Dana
Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto menuturkan, pihaknya mendorong investasi terutama reksa dana yang didasarkan tujuan keuangan seseorang. Hal itu mengingat reksa dana juga memiliki jenis untuk jangka panjang dan pendek.
Rudiyanto menuturkan, jangka waktu investasi di bawah satu tahun tepatnya investasi di reksa dana pasar uang. Kemudian jangka waktu investasi antara 1-3 tahun sebaiknya di reksa dana pendapatan tetap. Investasi berjangka waktu 3-5 tahun tempatkan di reksa dana campuran. Sedangkan di atas lima tahun sebaiknya di reksa dana saham.
Selain melihat tujuan dan waktu investasi, Rudiyanto juga mengingatkan profil risiko investor. Bila seseorang tersebut high network dan menoleransi risiko tinggi maka bisa menempatkan dana investasi di reksa saham. Kalau cenderung moderat maka reksa dana campuran menjadi pilihannya. Sedangkan bagi Anda yang konservatif maka reksa dana pendapatan tetap dapat dilirik.
Ada pun sejumlah sentimen yang pengaruhi portofolio reksa dana yaitu saham dan obligasi. Rudiyanto menuturkan, kebijakan pemerintahan baru Donald Trump akan mempengaruhi pasar global pada tahun ini. Bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve diperkirakan menaikkan suku bunga juga membayangi pasar saham.
Meski demikian, Rudiyanto tetap optimisistis terhadap pasar saham Indonesia. Apalagi Indonesia dan India disebutkan menjadi negara untuk tempat berinvestasi oleh perusahaan aset management global.
"IHSG bisa naik 15 persen-18 persen pada 2017," kata dia.
Sedangkan dari internal, inflasi diperkirakan naik menjadi empat persen pada 2017. Bank Indonesia (BI) pun diperkirakan masih tetap pertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,75 persen. Rudiyanto menuturkan, the Fed akan menaikkan suku bunga membuat BI sulit menurunkan suku bunga. Ada pun sentimen itu akan mempengarugi pasar obligasi.
Advertisement
Emas
3. Emas
Harga emas dunia naik sekitar 9 persen ke level US$ 1.157 pada 2016. Lalu bagaimana potensi pada tahun 2017? Kepala Riset PT Monex Investindo Ariston Tjendra menuturkan harga emas masih dalam tekanan. Hal itu lantaran prospek kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) berlanjut pada 2017.
Selain itu, kebijakan pemerintahan baru AS di bawah pimpinan Donald Trump juga akan membayangi harga emas. Menurut Ariston, kebijakan Donald Trump memiliki dua sisi dapat menaikkan dan menurunkan harga emas.
"Harga emas naik kalau kebijakan proteksi Donald Trump menganggu ekonomi glonal. Turun kalau kebijakan lokalnya dapat dorong pertumbuhan ekonomi AS. Sulit harga emas untuk naik pada 2017," ujar dia.
Ariston memperkirakan, harga emas dapat bergerak di kisaran US$ 1.000-US$ 1.300 per ounce. Oleh karena itu, ia menuturkan, agar trading emas. Trading emas ini merupakan trading emas online di bawah pialang yang diawasi oleh Bappepti.
"Kalau trading itu, nasabah bisa memanfaatkan pergerakan harga turun tidak hanya naik," ujar dia.