Liputan6.com, Jakarta Banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), setelah turun hujan dengan intensitas tinggi. Banjir melanda Kecamatan Sape dan Wawo pada Senin 2 Januari 2016, pukul 17.55 Wita.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir yang terjadi tidak sebesar banjir pada 21 Desember 2016.
Advertisement
"Kondisi sungai yang sudah tersedimentasi sehingga dangkal, daerah aliran sungai yang kritis, kondisi tanah sudah jenuh air dan kurangnya kawasan resapan air, menyebabkan rentan terhadap banjir," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/1/2016).
Sutopo menjelaskan, banjir di Kecamatan Sape merendam Desa Nae dan Desa Sangiang. Air naik sampai ke permukaan sungai, namun tidak masuk ke permukiman warga.
Di Desa Parangina Kecamatan Sape, air meluap hingga ke sawah, namun luasan masih dalam pendataan. Banjir tidak sampai masuk ke permukiman warga.
"Di desa Gusu, Bugis, Kecamatan Sape air meluap hingga ke permukiman warga setinggi lutut, namun air sudah mulai surut (20.00 Wita)," Sutopo melanjutkan.
Banjir di Bima menyebabkan satu korban meninggal dunia atas nama Siti Asfah, warga Desa Tarlawi, Kecamatan Wera. Perempuan 40 tahun itu meninggal karena terseret arus di sungai ketika pulang dari ladang.
BPBD Bima bersama TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, dan relawan telah melakukan penanganan darurat. Bantuan logistik disiapkan untuk diberikan kepada masyarakat yang terdampak, sedangkan pendataan masih dilakukan.