Liputan6.com, Jakarta: Dalam jumpa pers di kantor Pengurus Pusat Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Kamis (25/3) siang, Aliansi Pelajar dan Masyarakat Tolak UN menyatakan, kecurangan atau pelanggaran yang sering terjadi dalam pelaksanaan Ujian Nasional, terjadi secara sistematis.
Muhammad Isnur, anggota Aliansi Pelajar dan Masyarakat Tolak UN menjelaskan, pelanggaran ini terlihat dari banyaknya laporan yang masuk ke posko pengaduan mereka. Umumnya kecurangan sistematis tersebut, kata Isnur, melibatkan siswa, guru, bahkan lembaga bimbingan belajar, dengan memberi bocoran soal UN.
Sejauh ini, posko pengaduan yang didirikan oleh Aliansi Pelajar dan Masyarakat Tolak UN telah menerima 20 laporan pengaduan dari masyarakat, yang sebagian besar berupa pelanggaran atau kecurangan selama pelaksanaan UN. Puluhan pengaduan ini berasal dari 12 kota di lima provinsi. Rencananya, laporan pengaduan tersebut akan dilanjutkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional, sebagai pihak penyelenggara UN.(ARL)
Muhammad Isnur, anggota Aliansi Pelajar dan Masyarakat Tolak UN menjelaskan, pelanggaran ini terlihat dari banyaknya laporan yang masuk ke posko pengaduan mereka. Umumnya kecurangan sistematis tersebut, kata Isnur, melibatkan siswa, guru, bahkan lembaga bimbingan belajar, dengan memberi bocoran soal UN.
Sejauh ini, posko pengaduan yang didirikan oleh Aliansi Pelajar dan Masyarakat Tolak UN telah menerima 20 laporan pengaduan dari masyarakat, yang sebagian besar berupa pelanggaran atau kecurangan selama pelaksanaan UN. Puluhan pengaduan ini berasal dari 12 kota di lima provinsi. Rencananya, laporan pengaduan tersebut akan dilanjutkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional, sebagai pihak penyelenggara UN.(ARL)