Liputan6.com, New York - 2016 merupakan tahun yang fluktuatif. Banyaknya peristiwa yang terjadi yang akhirnya berpengaruh pada kondisi perekonomian di sebuah negara.
Kondisi perekonomian bisa terukur dengan membandingkan performa mata uang tersebut dengan mata uang lain di dunia. Di antara sekian banyak mata uang, ada beberapa di antaranya yang harus mengalami penurunan akibat kondisi yang tidak stabil di negaranya.
Advertisement
Berikut daftar mata uang dengan penurunan tertinggi melansir laman CNNmoney.com, Selasa (3/1/2017)
7. Pound sterling Inggris
Penurunan: -17 persen
Peristiwa Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa berpengaruh pada nilai mata uang negara ini. Tercatat, sepanjang 2016 pound sterling terdepresiasi terhadap dolar AS sebesar 17 persen.
6. Peso Meksiko
Penurunan: -17 persen
Salah satu faktor yang memicu penurunan ini adalah terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat. Kebijakannya yang dinilai anti imigran dan perdagangan bebas membuat kondisi keuangan Meksiko ikut goyah.
Peso Argentina
5. Peso Argentina
Penurunan: -17 persen
Tingginya inflasi dan turunnya upah riil telah berdampak pada anjloknya nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap dolar AS. Padahal, Argentina merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
4. Lira Turki
Penurunan: -18 persen
Posisi keempat ditempati oleh mata uang Turki, Lira. Kudeta militer yang terjadi di Turki turut berimbas pada menurunnya nilai tukar Lira terhadap dolar AS.
3. Naira Nigeria
Penurunan: -37 persen
Sebagian besar perekonomian Nigeria ditopang dari penjualan minyak. Anjloknya harga minyak dunia di tahun 2016 akhirnya berdampak besar pada perekonomian negara ini. Mata uang Nigeria anjlok 37 persen terhadap dolar AS.
Advertisement
Pound mesir
2. Pound Mesir
Penurunan: -59 persen
Mesir merupakan salah satu negara yang mengalami gejolak politik dan ekonomi. Krisis pada sektor domestik turut memengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut sepanjang 2016.
1. Bolivar Venezuela
Penurunan: -71 persen
Penurunan mata uang terbesar dialami oleh Bolivar Venezuela. Rontoknya ekonomi Venezuela membuat inflasi di negara ini naik 1.660 persen tahun depan. Alhasil, mata uang Venezuela pun anjlok drastis sebanyak -71 persen.