Liputan6.com, Jakarta - SpaceX telah menyimpulkan penyelidikan atas penyebab kecelakaan pada landasan peluncuran di Cape Canaveral ketika satu roketnya meledak. Penyelidikan yang dilakukan dalam kemitraan dengan FAA dan NASA, meninjau semua materi dan data yang terekam, serta melakukan pengujian di fasilitas SpaceX di Hawthorne, California, dan McGregor, Texas.
Hasil investigasi mengarah pada masalah yang menyebabkan roket Falcon 9 meledak pada September lalu ketika pengisian bahan bakar prapeluncuran.
Tim investigasi pun menemukan bahwa ada kegagalan dari bejana tekanan di dalam tangki yang digunakan untuk menyimpan oksigen cair yang diperlukan untuk proses pembakaran bahan bakar tahap kedua. Masalahnya, dalam kasus ini oksigen tersebut berubah dari bentuk cair ke padat.
Baca Juga
Advertisement
SpaceX, sebagaimana dikutip dari Tech Crunch, Rabu (4/1/2017), mengatakan akan memberlakukan perbaikan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengatasi masalah ini dan optimistis akan memastikan proses pengisian bahan bakar yang aman. Berpijak pada hasil penyelidikan, SpaceX pun menargetkan kembali peluncuran pada 8 Januari.
SpaceX akan menggunakan Falcon 9 untuk mengantarkan muatan 10 satelit Iridium untuk mengorbit, yang digunakan jaringan telekomunikasi untuk menciptakan jaringan suara dan data.
Sebelumnya, pada September 2016 lalu Falcon 9 dilaporkan meledak ketika hendak menjalani uji coba di wilayah Cape Canavreal, Florida, Amerika Serikat pada Kamis (1/9/2016) pukul 9.00 waktu setempat.
"Kami mengalami masalah serius ketika mempersiapkan peluncuran Falcon 9. Ada kejanggalan di landasan peluncuran. Setelah meledak, kami telah membersihkan landasan tersebut. Tidak ada korban luka pada kejadian ini," kata SpaceX dalam pernyataan resminya, Jumat (2/9/2016).
(Why/Isk)