Liputan6.com, Cirebon - Banjir yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, sejak awal tahun 2017 mulai surut. Sejumlah warga yang terkena imbas banjir pun beramai-ramai membersihkan lingkungan dan rumah mereka. Aksi bersih-bersih ini dibantu aparat kepolisian dan TNI.
Salah seorang warga setempat, Nawawi mengaku banjir yang melanda desanya tersebut kerap terjadi tiap tahun. Namun, untuk banjir tahun ini merupakan terparah karena lebih dari dua desa yang terkena imbas.
"Ramai-ramai sama warga sekitar mas dibantu polisi dan TNI. Tahun ini paling parah tapi untungnya tidak ada korban jiwa," ucap Nawawi di Cirebon, Selasa, 3 Januari 2017.
Dia pun prihatin atas banjir yang melanda desanya itu. Sebab, tiap tahun tak pernah ada upaya antisipasi dari pemerintah untuk mencegah terjadinya banjir.
Baca Juga
Advertisement
Pantauan Liputan6.com di lokasi, personel Polres Cirebon beserta Polsek Gebang dan Koramil Gebang bersama masyarakat serta anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) menggelar kerja bakti membersihkan lingkungan pascabanjir di beberapa lokasi di Kecamatan Gebang.
Mereka beramai-ramai membersihkan lumpur, sampah di selokan, gorong-gorong hingga sampah yang mengendap di sungai. Di sejumlah gang juga dipadati aktivitas pembersihan pascabanjir.
"Kami semua terjun langsung membersihkan sisa lumpur dan kotoran biar warga bisa menempati rumahnya dengan tenang. Selain itu kami juga tetap siaga terhadap adanya banjir susulan karena cuaca di sini masih hujan," kata Kasubbag Humas Polres Cirebon AKP Asep S Fiqih.
Bupati Kabupaten Cirebon Sunjaya Purwadisastra yang meninjau lokasi banjir mengatakan, salah satu penyebab terjadinya banjir adalah akibat tanggul Sungai Ciberes tak mampu menahan tingginya volume luapan air rob dari laut.
"Kami akan meminta dinas terkait untuk memperbaiki kondisi tanggul yang jebol," ujar Sunjaya yang juga membagikan sejumlah bantuan berupa makanan dan air mineral untuk korban banjir.
Banjir hingga 3 Meter
Sebelumnya, lima desa di Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, diterjang banjir cukup parah dengan kedalaman rata-rata 2,5 sampai tiga meter. Banjir yang terjadi sejak Senin malam, 2 Januari 2017, membuat seluruh warga mengungsi ke tempat yang dianggap aman.
Humas Tagana Kabupaten Cirebon Deden mengatakan, banjir yang menimpa lima desa di pesisir pantai itu selain imbas dari air rob, juga disebabkan air kiriman dari Sungai Ciuyah di Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon.
Sebelumnya pada Senin, 2 Januari 2017, sekitar pukul 21.00 WIB, banjir terlebih dahulu meredam Desa Ciuyah dan Desa Ambut, Kecamatan Waled, Kabupaten Cirebon.
Namun, banjir di dua desa tersebut sekitar pukul 23.00 WIB berangsur surut. Tak lama menggenangi dua desa di Kecamatan Waled, air pun kemudian menggenangi lima desa di Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon.
"Jadi yang paling parah di Kecamatan Gebang Mas, karena selain dapat kiriman air dari Kecamatan Waled, di lima desa ini juga terkena imbas dari banjir rob di laut Cirebon," sebut Deden.
Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cirebon mencatat sebanyak 1.410 rumah warga yang berada di Kecamatan Gebang terdampak musibah banjir pada Senin, 2 Januari 2017.
"Setelah saya menerima laporan ternyata bukan puluhan rumah yang terdampak banjir, namun sampai 1.410 rumah," kata Kepala Dinsos Kabupaten Cirebon Maryono di Cirebon, Senin lalu.
Ia menuturkan, sebanyak 1.410 rumah yang terdampak banjir itu dibagi atas lima blok. Yaitu, Gebang Udik sebanyak 800 rumah dan Gebang Ilir 300 rumah. Sementara untuk Gebang Mekar ada 200 rumah dan Mlakasari ada 100 rumah yang terendam.
"Paling sedikit kita catat itu di Gebang Kulan yang ada 10 rumah warga terkena banjir," Kepala Dinsos Kabupaten Cirebon itu memungkasi.
Advertisement