Liputan6.com, Jakarta: Konflik di Nanggroe Aceh Darussalam masih berlanjut. Buktinya, kemarin, Prajurit Kepala Wiyoto dari Kesatuan Yonif 411 Divisi II Komando Strategis TNI Angkatan Darat, tewas terkena ledakan ranjau granat yang dipasang separatis Gerakan Aceh Merdeka, di Lhoksukun, Aceh Utara. Kamis (10/1) pagi, jenazah almarhum tiba di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Jakarta Timur, dan disambut upacara militer yang dipimpin Kolonel Infanteri TNI Sarining Setyo Utomo.
Direncanakan, siang ini, jenazah Wiyoto dimakamkan di kampung halamannya di Girirejo, Wonogiri, Jawa Timur. Tapi, sebelum dikubur, jenazah pria berusia 30 tahun itu akan disemayamkan di rumah keluarganya di Yogyakarta. Menurut informasi yang dikumpulkan SCTV, laki-laki yang telah mengabdi di Kostrad selama sembilan tahun itu tewas saat mengawal pengiriman logistik ke daerah Lhoksukun.
Menurut catatan, Wiyoto adalah prajurit ke-16 Kostrad yang tewas dalam tugas di beberapa daerah konflik di Tanah Air. Bukan tidak mungkin jumlah itu terus bertambah mengingat sampai kini belum tampak titik terang penuntasan konflik di Serambi Mekah, dan beberapa daerah lainnya. Bahkan, korban konflik di Tanah Rencong bukan hanya prajurit, tapi juga warga sipil, dan anggota Dewan. Terakhir, seorang anggota DPRD Aceh tewas ditembak sekelompok orang bersenjata [baca: Lagi, Anggota DPRD Aceh Tewas Ditembak].(DEN/Bayu Sutiono dan Doni Indradi)
Direncanakan, siang ini, jenazah Wiyoto dimakamkan di kampung halamannya di Girirejo, Wonogiri, Jawa Timur. Tapi, sebelum dikubur, jenazah pria berusia 30 tahun itu akan disemayamkan di rumah keluarganya di Yogyakarta. Menurut informasi yang dikumpulkan SCTV, laki-laki yang telah mengabdi di Kostrad selama sembilan tahun itu tewas saat mengawal pengiriman logistik ke daerah Lhoksukun.
Menurut catatan, Wiyoto adalah prajurit ke-16 Kostrad yang tewas dalam tugas di beberapa daerah konflik di Tanah Air. Bukan tidak mungkin jumlah itu terus bertambah mengingat sampai kini belum tampak titik terang penuntasan konflik di Serambi Mekah, dan beberapa daerah lainnya. Bahkan, korban konflik di Tanah Rencong bukan hanya prajurit, tapi juga warga sipil, dan anggota Dewan. Terakhir, seorang anggota DPRD Aceh tewas ditembak sekelompok orang bersenjata [baca: Lagi, Anggota DPRD Aceh Tewas Ditembak].(DEN/Bayu Sutiono dan Doni Indradi)