Liputan6.com, Brebes - Awal 2017 diwarnai banyak bencana alam yang melanda warga di Tanah Air. Hal ini karena cuaca buruk yang terjadi pada bulan Januari ini. Tingginya intensitas hujan berpotensi munculnya bencana alam tersebut.
Hal ini sudah disampaikan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Karena itu, penduduk Indonesia sepatutnya waspada. Apalagi mengingat Indonesia sebagai negara yang rawan bencana.
Baca Juga
Advertisement
Berikut bencana alam yang sudah terjadi dalam tiga hari di awal tahun ini:
1. Cuaca Buruk, Bencana Warnai Awal 2017 di Brebes
Hujan deras disertai angin kencang dan petir yang mengguyur wilayah Brebes, Jawa Tengah, dan sekitarnya pada Minggu, 1 Januari 2017, mengakibatkan ratusan rumah terendam banjir. Ada satu rumah warga tersambar petir dan ruas jalan provinsi ambles.
Satu rumah milik seorang janda dua anak bernama Darni (66) di Desa Pulosari, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, tersambar petir. Saat petir menyambar, Darni mengaku tengah tidur di ranjang dekat dapur, sementara dua anak beserta keluarganya tengah berekreasi di Pantai Randu Sanga.
Sementara itu, ratusan rumah warga di Desa Bojongsari, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, terendam banjir di awal tahun 2017. Banjir terjadi akibat meluapnya air Sungai Cisanggarung, setelah hujan deras mengguyur wilayah itu seharian penuh.
Tidak hanya itu, bagi pengguna jalan yang akan melintasi jalur Provinsi Jawa Tengah, yakni jalur Banjarharjo-Salem, Kabupaten Brebes, diimbau untuk ekstra hati-hati.
Pasalnya, saat ini kondisi badan jalan tersebut. Tepatnya di sebelah selatan Desa Sindangheula (daerah Kemancing) ambles akibat diguyur hujan deras pada Sabtu, 31 Desember 2016.
Banjir Melanda Cirebon
Hujan yang tak henti-henti mengguyur Cirebon sejak awal tahun 2017 membuat masyarakat pantura, Jawa Barat, merasa waswas. Pasalnya, banjir mulai menggenangi desa mereka.
Sebanyak lima desa di Kecamatan Gebang terkena banjir cukup parah dengan kedalaman rata-rata 2,5 sampai 3 meter. Banjir yang terjadi sejak Minggu, 1 Januari 2017 malam itu membuat seluruh warga mengungsi ke tempat yang paling aman.
"Sampai saat ini belum ada korban dan posko kesehatan sudah kami dirikan sejak banjir semalam," ujar Humas Tagana Kabupaten Cirebon Deden, Senin (2/1/2017).
Deden menyebutkan lima desa yang terkena banjir adalah Desa Gebang Udik, Gebang Ilir, Gebang Kulon, Gebang Mekar dan Desa Gebang. Dari lima desa tersebut, terparah ada di Desa Gebang Udik, yakni di Dusun Lebak. Di sini tercatat dua RT terkena banjir parah.
"Dari jumlah empat desa yang terdampak ada 40-50 KK (kepala keluarga) tercatat di kami," ujar Deden.
Advertisement
Sulut Siaga Bencana
Hujan deras yang mengguyur sebagian besar Sulawesi Utara (Sulut) sejak Sabtu, 31 Desember 2016 hingga hari pertama di tahun 2017 ini menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulut menyatakan saat ini tengah dalam kondisi siaga bencana akibat cuaca ekstrem.
“Sulawesi Utara saat ini siaga karena cuaca yang ekstrem, baik gelombang laut pasang, hujan deras, dan longsor. Masyarakat kami minta untuk jangan dulu keluar rumah karena cuaca buruk," kata Kepala BPBD Sulut, Noldy Liow, Minggu (01/01/2017).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara juga telah menerbitkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem ini.
Lahar Gunung Ancam Maluku Utara
Sejak 1 Januari 2017 hingga 3 Januari 2017, hujan terus mengguyur wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Maluku Utara. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara Ridwan Saban mengimbau warga yang tinggal di dekat kalimati, atau barangka dalam bahasa lokal Maluku Utara, untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Mengingat hujan lebat sampai sekarang masih terus terjadi. Kepada seluruh warga masyarakat yang tinggal di dekat barangka agar mewaspadai banjir lahar dari gunung, seperti Kota Ternate, Halmahera Selatan, Pulau Morotai dan Halmahera Utara," kata dia.
"Saya imbau masyarakat agar tetap waspada karena cuaca ini (ekstrem) masih akan terjadi sebagaimana yang disamapaikan BMKG Maluku Utara," sambung dia.
Pantauan Liputan6.com, di wilayah perairan Kota Ternate, Maluku Utara, gelombang tinggi di laut setempat sekitar 3 sampai 4 meter masih terus terjadi. Kondisi ini mengakibatkan ratusan speedboat tidak melakukan pelayaran seperti rute dari dan ke tempat tujuan.
Advertisement