Liputan6.com, Beijing - Alam menunjukkan kekuatannya yang dahsyat pada 4 Januari 1970. Nestapa terjadi menyusul gempa dahsyat yang terjadi pada tengah malam yang beku pada musim dingin di Tonghai, Provinsi Yunan, China.
Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut, kekuatan lindu mencapai 7,5 skala Richter, versi lain menyebut hingga 7,8 SR. Episenter atau pusat gempa berada 75 mil tenggara Kunming, kota yang berpenduduk hampir 1 juta jiwa.
Advertisement
Akibatnya, luar biasa. Lebih dari 10 ribu jiwa tewas. Sejumlah laporan menyebut, jumlah mereka yang kehilangan nyawa mencapai 15.621 orang -- menjadikannya gempa paling mematikan yang pernah melanda China pada Abad ke-20.
Guncangan juga dirasakan di wilayah lain. Bahkan sampai ke luar negeri. "Penduduk Hanoi, Vietnam Utara, yang berada sekitar 300 mil dari pusat gempa berlari panik ke luar rumah. Mereka dilanda teror saat kota berguncang hebat," demikian dikutip dari situs USGS.
Bencana kala itu terjadi pada puncak Revolusi Kebudayaan di Tiongkok. Tak seperti saat ini, ketika informasi menyebar dengan cepat dalam hitungan detik, pemerintah Beijing kala itu memutuskan untuk merahasiakan kejadian tersebut pada dunia. Tak hanya sebentar, tapi hingga hampir dua dekade.
Seperti dilaporkan Reuters, warga di lokasi paling terdampak harus bersatu melawan bencana. Sebab, bantuan yang datang lebih banyak yang bersifat 'spiritual': puluhan ribu kutipan dari buku-buku Ketua Mao Zedong, lencana penghormatan untuk korban tewas, atau mereka yang selamat mendapatkan 14.350 surat berisi ucapan simpati.
Pada 19 November 1988, hampir sembilan belas tahun kemudian, Chen Zhangli, dari Biro Seismologi Negara menyinggung soal gempa yang terjadi pada 1970, yang menurut dia menewaskan 10 ribu orang.
Pria bernama Yang Yang baru berusia tujuh tahun ketika gempa melanda. Pada Agustus 1995 ia memulai penyelidikan independen, berkeliling daerah terdampak gempa 1970, mengumpulkan foto dan apapun yang bisa dijadikan bukti sejarah, serta mewawancarai banyak korban.
Dikira Perang Nuklir
Dalam artikel berjudul, 'Pengalamanku saat Gempa Tonghai 1970', yang dipublikasikan Southern Weekly, Yang Yang mengatakan, para ahli mengamati fenomena aneh sebelum gempa.
Saat lindu melanda, kata dia, penduduk desa mengira perang nuklir telah pecah. Mereka diperingatkan untuk diam soal kehancuran yang terjadi, karena itulah mereka bungkam -- meski karenanya nyaris tak ada bantuan bencana yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Saat gempa seolah seluruh dunia berguncang. Terdengar suara keras, lalu hening seketika," kata dia seperti dikutip dari Epoch Times. "Namun diam hanya berlangsung sejenak. Lalu terdengar suara orang menangis, anjing menggonggong, dan segala macam suara lainnya. Semuanya kacau."
Selain gempa yang dirahasiakan itu, 4 Januari menjadi waktu terjadinya sejumlah peristiwa penting dunia.
Pada 1493, Christopher Columbus meninggalkan Dunia Baru (Benua Amerika), dan mengakhiri pelayaran pertamanya. Sementara, pada 1948 Burma atau Myanmar merdeka dari Inggris.