Liputan6.com, Jakarta: Pascabentrokan berdarah di Kompleks Makam Mbah Priok, Koja, Tanjungpriok, Jakarta Utara, lima hari lalu, Satuan Polisi Pamong Praja DKI kini seolah menghilang dari rutinitas ketertiban. Mereka tetap datang ke tempat kerja, namun tak ada aktivitas kerja yang dilakukan. Mereka belum berani mengenakan seragam dinas. Berbagai peralatan pengamanan dan atribut Satpol PP pun masih teronggok di dalam mobil.
Pemerintah Provinsi DKI sendiri mengaku tak pernah ada larangan resmi penggunaan seragam Satpol PP usai bentrokan yang merenggut nyawa tiga polisi pamong dan seratus lebih korban cedera. Pemprov DKI juga membantah adanya aliran dana Rp 11 miliar dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II yang disiapkan untuk operasional penggusuran, yang justru berakhir dengan tragis itu.
Bentrokan Rabu pekan lalu ini masih menyisakan sejumlah masalah yang masih ditelusuri. Pemprov DKI masih menanti temuan investigasi bentrokan dari Palang Merah Indonesia. Pemberian santunan korban bentrok yang terdaftar di rumah sakit menjadi agenda utama pemerintah daerah pekan ini. Sementara, nasib anggota Satpol PP hingga kini seolah masih saja mengantung tanpa ada kejelasan.(PAG/ANS)
Pemerintah Provinsi DKI sendiri mengaku tak pernah ada larangan resmi penggunaan seragam Satpol PP usai bentrokan yang merenggut nyawa tiga polisi pamong dan seratus lebih korban cedera. Pemprov DKI juga membantah adanya aliran dana Rp 11 miliar dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II yang disiapkan untuk operasional penggusuran, yang justru berakhir dengan tragis itu.
Bentrokan Rabu pekan lalu ini masih menyisakan sejumlah masalah yang masih ditelusuri. Pemprov DKI masih menanti temuan investigasi bentrokan dari Palang Merah Indonesia. Pemberian santunan korban bentrok yang terdaftar di rumah sakit menjadi agenda utama pemerintah daerah pekan ini. Sementara, nasib anggota Satpol PP hingga kini seolah masih saja mengantung tanpa ada kejelasan.(PAG/ANS)