Disleksia Bisa Bikin Pizza Hut jadi Fitsa Hats

Untuk orang dengan disleksia, Pizza Hut dengan mudah bisa berubah jadi Fitsa Hats.

oleh Nilam Suri diperbarui 04 Jan 2017, 16:00 WIB
Cak Lontong mengunggah tulisan Fitsa Hats (Facebook/Cak Lontong)

Liputan6.com, Jakarta Istilah Fitsa Hats lagi populer saat ini. Kata-kata tadi muncul bisa karena salah eja atau salah baca. Yang jelas, nama Fitsa Hats--yang berasal dari Pizza Hut--ini sekarang ramai dan menyemarakkan dunia maya.

Urusan Pizza Hut jadi Fitsa Hats sebenarnya bukanlah sesuatu yang luar biasa, terutama bagi individu dengan disleksia. Ya, orang dengan disleksia memang memiliki kesulitan dalam urusan baca-membaca dan tulis-menulis.

Jadi, apa itu disleksia?

Cara termudah untuk memahami disleksia, seperti dikutip dari Understood.org, Rabu (04/01/2017) adalah: kondisi yang sering diasosiasikan dengan kesulitan membaca, menulis, mengeja, dan bahkan berbicara.

Disleksia adalah kondisi yang dipengaruhi oleh cara kerja otak ketika memproses bahasa tulis dan lisan. Namun penting diingat, disleksia sama sekali tidak ada hubungannya dengan kurangnya kecerdasan atau rasa malas.

Orang-orang dengan disleksia tetap mampu memahami konsep yang kompleks. Mereka hanya membutuhkan lebih banyak waktu untuk mencerna informasi tadi. Mereka juga perlu cara yang berbeda dalam memprosesnya--seperti misalnya lebih baik mendengarkan audiobook dibanding membaca buku.

Disleksia adalah kondisi yang akan berlangsung seumur hidup. Jadi, orang dewasa pun juga bisa salah eja, Pizza Hut jadi Fitsa Hats. Namun, hal itu bukan berarti orang-orang yang memilikinya tak bisa hidup bahagia dan sukses. Sekarang sudah sangat banyak metode pengajaran yang efektif bagi mereka dengan disleksia.


Apa penyebabnya?

Para peneliti belum lagi bisa menentukan secara pasti apa yang menyebabkan disleksia. Namun mereka tahu bahwa genetik dan perbedaan otak bisa mempengaruhi kemungkinan seorang anak memiliki disleksia.

Beberapa penyebab disleksia di antaranya:

- Gen dan Keturunan
Disleksia biasanya menurun di keluarga. Jadi jika anak Anda memiliki disleksia, kemungkinannya ada anggota keluarga lain yang juga memilikinya.

- Anatomi otak
Memiliki disleksia tidak berarti anak Anda tidak cerdas. Bahkan, banyak orang dengan disleksia memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Namun otak mereka bisa terlihat berbeda dibanding yang lain.

Misalnya, bagian planum temporale. Area ini memiliki peran untu memahami bahasa. Biasanya area ini lebih besar di hemisfer dominan otak, dibanding hemisfer lainnya. Namun jika anak Anda memiliki disleksia, planum temporale di kedua sisi otak sama besar.

- Aktivitas otak
Untuk bisa membaca, otak kita harus menerjemahkan simbol yang kita lihat menjadi bunyi. Lalu suara tadi harus dikombinasikan ke kata-kata yang berarti. Biasanya, area-area di otak yang bertugas untuk kemampuan bahasa bekerja dengan cara yang terduga.

Namun, pada otak orang dengan disleksia, area ini tidak bekerja bersama dengan cara yang sama. Anak-anak dengan masalah membaca pada akhirnya menggunakan area otak yang berbeda sebagai kompensasi.


Apa efeknya?

Orang-orang dengan disleksia cenderung sangat kreatif. Tidak jelas apakah hal ini karena mereka terbiasa untuk berpikir dengan cara yang berbeda, atau memang karena otak mereka memiliki "setelan" yang unik.

Namun sayangnya. perjuangan mereka untuk melakukan sesuatu yang mudah bagi orang lain (baca dan tulis) cenderung membuat orang dengan disleksia sering memiliki rasa percaya diri yang rendah. Mereka juga sering frustrasi.

Jika orangtua tidak segera menangani hal ini, anak-anak dengan disleksia bisa kehilangan motivasi mereka untuk sekolah dan belajar. Karenanya, penting untuk menemukan dan mengonsultasikan metode apa yang paling tepat dan efektif untuk anak dengan disleksia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya