Liputan6.com, Jakarta - Berbicara mengenai kiamat tentunya sangat menyeramkan, namun hal ini juga dapat menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Tak ada yang tahu jelas bagaimana kiamat nanti, bisa saja ditandai dengan perang nuklir atau yang lainnya. Banyak cara aneh yang dilakukan orang-orang untuk menghadapi kiamat, tak terkecuali dengan Vivos Group.
Melansir laman businessinsider.co.id, Vivos Group memiliki pengembangan baru, Vivos xPoint, yang disebut sebagai komunitas penanti kiamat terbesar di dunia. Perusahaan yang berlokasi di California ini, membangun dan memelihara tempat penampungan berbenteng raksasa. Keluarga berpenghasilan tinggi dapat membeli ruang dan menghadapi kiamat.
"Ini adalah tempat di mana Anda ingin berada ketika SHTF," menurut keterangan dari Vivos Group. Tidak ada yang menyebut xPoint sebagai rumah dulu.
Baca Juga
Advertisement
Struktur awalnya dibangun oleh Army Corps of Engineers pada 1942 sebagai benteng militer yang menyimpan bahan peledak dan amunisi. Bunker tersebut setelah tidak digunakan sejak 1967 kemudian dimusnahkan
Namun, pada 2016, Vivos mengakuisisi properti dan mengubah peruntukannya sebagai "komunitas penampungan akhir".
Kelebihan
Kelebihan
Jumlah bunker pada properti ini tak hanya puluhan, melainkan tersedia dalam ratusan, tepatnya ada 575 bunker yang tersedia. Lokasinya sendiri terletak di Dakota Selatan.
Banyak kelebihan yang ditawarkan oleh rumah komunitas bunker ini, salah satunya dapat menampung hingga 5.000 orang, serta dapat menahan ledakan seberat 500 ribu pon karena dibuat dari beton dikeraskan dan baja.
Tempat penampungan ini juga tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari lebar sekitar 26 kaki dan panjang sekitar 60 kaki atau 80 kaki. Ada pula ruang untuk senilai lebih dari satu tahun persediaan, menurut Vivos.
Banyak pula kelebihan yang ditawarkan Vivos untuk para pembeli bunker, antara lain menyediakan beberapa fasilitas, termasuk staf penuh waktu yang akan memberikan keamanan, pemeliharaan, dan dukungan lainnya. Selain itu, Vivos bahkan berniat untuk memasang sebuah toko umum. Vivos berharap untuk menyelesaikan pembangunan toko umum, kantor, dan tempat tinggal untuk staf pada musim gugur 2017 nanti.
Vivos juga berencana untuk mengubah satu bunker sebagai sekolah dan pelatihan ruang khusus di musim gugur mendatang. Perusahaan tidak akan memberikan pendidikan, melainkan hanya menciptakan ruang untuk itu.
Advertisement
Harga
Harga
Sebuah bunker dikenakan biaya perawatan senilai US$ 1.000 per tahun atau Rp 13,37 juta. Sedangkan biaya sewa US$ 25 ribu atau Rp 333,87 juta (deposit dibayar di muka) untuk masa 99 tahun. Angka itu dengan asumsi kurs Rp 13.355 per dolar Amerika Serikat. Vivos mengharapkan biaya renovasi, termasuk perabotan juga akan bertambah.
Pembelian bunker belum termasuk pipa, listrik, atau penyaringan udara. Namun, pembeli dapat meyewa kontraktor atau menggunakan jasa Vivos untuk melengkapinya. Vivos dapat diterjunkan sesedikit atau sebanyak penyewa suka.
Perusahaan memperkirakan biaya setiap penampungan-lengkap dengan segel pintu ledakan dan kunci interior, pintu keluar darurat, knalpot, dan ventilasi udara, generator propana, tangki bahan bakar, kabel listrik, pipa, pemanas air panas, dan sebuah sistem septik-adalah sekitar US$ 12 ribu atau Rp 160,03 juta.
Lebih banyak "pilihan" konstruksi, yaitu dinding bangunan, lantai, dan penyimpanan energi, bisa menambahkan harga menjadi senilai US$ 20.300 atau Rp 270,63 juta.
Saat ini, Vivos membuka pemesanan untuk menyewa bunker dan berencana untuk menjadi tuan rumah tur setelah salju mencair pada Maret 2017. Para penyewa bisa mulai bergerak pada awal musim panas mendatang.
Proses pendaftaran memerlukan tur, pemeriksaan latar belakang. Hal itu dikenakan biaya US$ 5.000 atau Rp 66,65 juta, dan biayanya dapat dikembalikan.
(Fitriana Monica Sari)