Novel Bamukmin FPI, Habib dan Pizza Hut

Novel mengaku belum melihat meme yang kini sudah terlanjur tersebar di media sosial tersebut.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 05 Jan 2017, 06:25 WIB
Habib Novel memberikan keterangan pers usai sidang vonis di PN Jakarta Pusat, Senin (6/4/2015). Habib Shahabuddin dan Habib Novel divonis hakim 7 bulan penjara. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Novel Chaidir Hasan Bamukmin mendadak terkenal. Pangkalnya, karena pelesetan Pizza Hut dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) menjadi Fitsa Hats.

Sontak, Fitsa Hats menjadi trending topic di Twitter karena ramai diperbincangkan para netizen.

Mendengar hal tersebut, Novel yang menjabat sebagai Sekretaris Dewan Syuro FPI itu malah tertawa terbahak-bahak. Novel mengaku belum melihat meme yang kini sudah terlanjur tersebar di media sosial tersebut.

"Ha ha ha. Ane (saya) belum lihat satu pun juga. Saya sibuk. Tolong kirim ke ane (saya) yah meme-nya. Jadi ane tahu tuh," kata Novel saat dihubungi, Jakarta, Rabu (4/1/2017).

Kata-kata Fitsa Hats ramai diperbincangkan setelah Ahok memberikan pernyataan usai sidang kasus penistaan agama yang sedang dijalaninya. Ketika itu, Gubernur nonaktif DKI Jakarta tersebut menyebut sejumlah kejanggalan saksi yang dihadirkan jaksa.

Salah satunya adalah saksi atas nama Novel Chaidir Hasan Bamukmin. Menurut Ahok, Novel merasa malu pernah bekerja di Pizza Hut, restoran asal Amerika dan menggantinya menjadi Fitsa Hats.

Tidak hanya soal Fitsa Hats, Novel pun mulai diungkit soal 'gelar' habib di awal nama lengkapnya. Bahkan hingga tudingan Novel malu pernah bekerja di perusahaan Amerika Serikat Pizza Hut.


Habib

Habib Novel Bamukmin saat mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (21/1/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad SAW, Rabithah Alawiyah menegaskan Novel Chaidir Hasan Bamukmin bukanlah seorang habib. Habib sendiri diartikan sebagai keturunan Rasulullah SAW.

Novel yang tak lain adalah Sekjen DPD Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta mengaku sudah melihat pemberitaan tersebut. Dirinya pun tak mempermasalahkan pernyataan dari pihak Rabithah Alawiyah.

"Masalah itu bukan kapasitas saya. Yang jelas saya terlahir dengan nama Habib," ucap Novel ketika dikonfirmasi Liputan6.com, Rabu 4 Januari 2017.

Dia mengaku, nama lengkap dirinya adalah Habib Novel Chaidir Hasan Bamukmin. "Terlepas dari benar atau tidak (keturunan langsung Nabi Muhammad SAW), itu bukan kapasitas saya," ujar Novel.

Dia juga mengaku heran masyarakat mempertanyakan perihal nama Habib yang sudah menempel di dalam dirinya. "Di sidang Ahok juga enggak ada permasalahan nasab (keturunan)," kata Novel.

Lagipula, selama ini dirinya tak pernah memberi pernyataan terkait dirinya adalah keturunan langsung Nabi Muhammad SAW.

"Saya enggak pernah menyatakan itu. Sekarang saya enggak mau menanggapi. Saya enggak mau berkutat selain dari kasus Ahok," Novel menegaskan.

Dengan banyaknya pemberitaan dirinya di luar kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Novel merasa kini dirinya tengah mendapat serangan. Termasuk pemberitaan soal Fitsa Hats.

"Saya merasa diserang dengan kasus pribadi. Saya hanya mau dipertanyakan tentang kasus Ahok saja," Novel menandaskan.


Pizza Hut

Novel Chaidir Hasan memberi kesaksian di sidang Ahok (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Novel Chaidir Hasan Bamukmin, salah satu saksi di sidang Ahok, mengaku tak malu bekerja di perusahaan yang dipimpin orang non-Islam. Termasuk perusahaan Pizza Hut, tempat dia bekerja 24 tahun lalu.

"Ha-ha-ha... Enggak malulah. Kenapa ane (saya) harus malu. Ane kerja bener, kok, ane kerja baik-baik. Justru saya bangga," ujar Novel kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Rabu 4 Januari 2017.

Novel mengaku, dia keluar dari perusahaan asal Amerika itu bukan karena perusahaan tersebut dipimpin non-Islam, melainkan karena sudah mendapat pekerjaan baru.

"Saya keluar secara baik-baik. Waktu itu saya di Pizza Hut Park Royal, sekarang sudah tutup, bukan tutup, sudah enggak ada," ujar Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Daerah Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta.

Bagi Novel, tak masalah mencari nafkah di perusahaan yang dipimpin non-Islam.

"Ya enggak-lah. Itu kan untuk kedaulatan. Al Maidah konteksnya untuk kenegaraan, kepemerintahan, dan juga di daerah mayoritas. Kalau di daerah minoritas seperti Bali, Papua, ayat itu tidak berlaku, itu toleransi, dan saya sampaikan itu di Bawaslu. Lakum dinukum waliadin," kata Novel.

Kata Fitsa Hats menjadi viral di media sosial setelah Ahok mengungkapkan hal itu usai sidang Selasa kemarin.

Menurut Ahok, Novel merasa malu pernah bekerja di Pizza Hut yang dipimpin oleh yang tidak seiman. Ahok menduga Novel mengganti namanya menjadi Fitsa Hats dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) polisi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya