Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita. Keduanya dinilai memiliki kinerja yang saling mendukung.
Kepada Mentan, Jokowi mengapresiasi kinerjanya yang saat ini Indonesia sudah tak lagi impor beras. Saat ini tercatat cadangan beras nasional mencapai 1,7 juta ton. Jumlah ini meningkat dibandingkan akhir tahun 2015 yang hanya 800 ribu ton.
Baca Juga
Advertisement
Sementara kepada Mendag, Jokowi mengapresiasi komitmen untuk memfasilitasi hasil produk para petani melalui platform peningkatan nilai tukar petani. Secara langsung petani dinilai bisa lebih sejahtera.
"Saya kira Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan yang sekarang itu saya lihat duet yang paling bagus, dalam mengelola produk pertanian," kata Jokowi di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1/2016).
Presiden menambahkan, dengan memberikan fasilitas pendampingan ke petani diharapkan dapat memotong rantai distribusi yang selama ini dikenal sangat panjang.
"Sehingga mata rantai yang dikuasai tengkulak bisa dipendekkan dengan membangun logistik platform ini akan tingkatkan harga petani, karena produk mereka dihargai pasar," papar Jokowi.
Demi mendukung itu, Jokowi juga meminta kepada Mentan untuk membangun karakter petani berdasarkan klaster. Sistem klaster ini mengarahkan para petani untuk lebih fokus dalam menanam satu jenis tanaman.
Dia mencontohkan, untuk wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) tepatnya di Dompu lebih dikonsentrasikan sebagai sentra produksi Jagung. Demikian pula di Solok sebagai lokasi yang dikonsentrasikan untuk menanam bawang.
"Tidak bisa sekarang itu kalau kita biarkan petani jalan sendiri-sendiri, harus ada pendampingan, baik itu dari pemerintah ataupuan korporasi-korporasi, supaya skala ekonominya lebih besar," ujar Jokowi. (Yas/nrm)