Cerita Menhan soal Penghentian Sementara Kerja Sama RI-Australia

Menhan mengungkapkan, ada pengajar angkatan bersenjata Australia yang mengambil bahan-bahan pelajaran dari artikel, koran, dan media online.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 05 Jan 2017, 14:48 WIB
Menhan Ryamizard Ryacudu memberikan pemaparan saat menghadiri silaturahmi bersama warga NU di Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (6/6). Acara tersebut dalam rangka menyongsong 1 Abad Nahdlatul Ulama.(Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menceritakan penyebab TNI menghentikan sementara kerja sama militernya dengan Australia. Ia menyebut mendapat laporan dari anggota TNI yang berada di sekolah bahasa di Perth, Australia.

"Masalahnya adalah insiden bermula ketika instruktur Bahasa Indonesia yang berasal dari Kopassus merasa ada unsur materi pelajaran yang menghina Indonesia. Saat bersaksi dirinya (Kopassus tersebut) mengajar bahasa Indonesia di sekolah angkatan darat Australia di pangkalan militer di Perth," ungkap Ryamizard di Kantor Kemenhan Jalan Medan Merdeka Barat, Kamis (5/1/2017).

Dia mengungkapkan, ada pengajar angkatan bersenjata Australia yang mengambil bahan-bahan pelajaran dari artikel, koran, dan media online. Kemudian bahan-bahan pelajaran tersebut dijadikan sebagai materi pembelajaran di sekolah.

Menhan Australia, Marise Payne, yang sudah menghubungi Ryamizard pun menyesali dan meminta maaf atas insiden tersebut. Menhan Australia, kata Ryamizard, menegaskan kalau itu tidak mencerminkan kebijakan angkatan bersenjata Australia.

"(Menhan Australia) menyesali insiden tersebut yang bukan mencerminkan kebijakan pertahanan dan angkatan bersenjata Australia," ucap dia.

Terkait materi apa yang diduga menghina Indonesia, Ryamizard enggan menceritakan lebih jauh. "Terutama yang masalah waktu 1965, masalah-masalah Papua, dan masalah PKI. Itu aja. Jadi ya dicuplik-cuplik itu. Itu masalahnya," terang dia.

Karena itu, lanjut Ryamizard, Indonesia pun menghentikan sementara pelatihan dan pendidikan sekolah bahasa di pangkalan militer Australia sambil melakukan investigasi secara lengkap.

"Kepala sekolah tersebut di skorsing sementara. Itu merupakan tindakan keras. Kemudian penyelidikan terhadap kasus ini memasuki tahap akhir dan oknum perwira pertama Australia yang terlibat akan diberikan sanksi administrasi yang tegas dan keras," tutur Ryamizard.


Kerja Sama RI-Australia

Menhan Ryamizard menegaskan, kasus ini tak lantas membuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Australia dihentikan semua. Ia mengatakan, apabila kasus ini sudah selesai, maka kerja sama militer akan dimulai lagi.

"Ini kan ditunda, kalau ditunda bisa dilanjutkan lagi, kalau sudah selesai masalahnya, kita lanjutkan lagi dong. Kalau mereka sudah minta maaf ya sudah, yang penting kita perbaiki tidak terulang kembali," ujar Ryamizard.

Dia tidak ingin hal ini berlarut-larut. Sebab, Negara Kesatuan Republik Indonesia ingin menciptakan perdamaian dunia.

"Kita inginkan sebetulnya mendamaikan dunia, kita negera nonblok, kita tunjukkan kalau kita ini bijak, apa yang kita lakukan itu benar apa yang jadi jalan kita," sambung jenderal bintang empat tersebut.

Ryamizard pun meminta kepada Menhan Austalia agar dapat menginstruksikan kepada prajuritnya supaya juga turut menjaga kerja sama di antara kedua negara.

"Tadi saya bilang, kamu Menhan Australia kasih tahu dong kepada prajuritnya kita bersahabat, ya seperti orang yang bersahabatlah, jangan bicara atau melakukan tindakan yang menyinggung negara, baik kalau dia negara kita atau kita ke negara dia," kata Ryamizard.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya