Kisah Bocah 3 Tahun di Tangerang yang Hidup dari Belas Kasihan

Setiap pagi saat Marsel ditinggal pergi sang kakak, dia akan keluar rumah untuk mencari makan.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 05 Jan 2017, 18:26 WIB
Marsel (3) bersama tetangganya (Liputan6.com/Pramita)

Liputan6.com, Tangerang Selatan - Ditelantarkan ibu kandung sejak lahir, membuat Marsel bocah 3 tahun tidak bisa jalan, berbicara dan juga gerak motoriknya terganggu. Jangankan dapat makanan bergizi, untuk makan sehari-hari saja bocah malang ini harus mengemis belas kasihan tetangganya di Perumahan Bugel Mas Indah, Blok D2, RT 005/05, Kelurahan Bugel, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang.

Di rumah sederhana dan sumpek yang lebih mirip gudang tak terurus itulah sehari-hari Marsel tinggal. Bahkan sejak bayi, Marsel dan kakak kandungnya Sony (16) ditinggal oleh ibu kandung mereka, Mariska, setelah ayah kandung mereka meninggal dunia.

Rumah tersebut sebenarnya milik adik kandung Riska, Dessy. Namun sayang, kondisi kejiwaan Dessy yang dikenal tetangga tempramen dan suka tiba-tiba ngamuk, membuat Marsel bertumbuh tak seperti anak seusia dia.

"Ibunya itu nikah lagi, sebenarnya dia punya anak empat, Marsel ini anak bontot. Si ibu pergi hanya membawa anak kedua dan ketiganya, sementara Marsel dan kakaknya dititipkan ke tantenya ini," ujar Fredi, salah seorang tetangga, Kamis (5/1/2017).

Setiap pagi saat Marsel ditinggal pergi sang kakak, dia akan keluar rumah untuk mencari makan. Tidak ada yang mengajarinya untuk bisa berdiri dan berjalan, menyebabkan bocah malang ini harus ngesot dan merangkak untuk mencapai rumah tetangga.

"Kalau sudah keluar rumah, dia bakal ke rumah tetangga ngesot dari rumahnya. Trus ketok-ketok atau menggoyang-goyangkan pagar, kita sudah hapal, dia minta makan," tutur Fredi.

Tetangga pun langsung memberinya makanan layak, bila beruntung Marsel akan mendapatkan sekotak susu UHT yang sangat dia sukai. Caranya berterimakasih pun cukup sederhana, si kecil Marsel akan melempar senyum kepada siapapun yang memberinya makan dan minum.

"Kalau ketemu orang baru dia juga enggak kaget, disenyumin semua. Tapi dia enggak bisa berbicara, enggak ada yang ngajarin dia," kata Fredi.

Sementara tetangga lain, Teti mengatakan, bila kakak kandung Marsel. Soni sudah putus sekolah dan harus bekerja memenuhi kebutuhan, lantaran tantenya memiliki gangguan jiwa, akhirnya Marsel sering ditinggal dan tak ada yang mengasuhnya.

"Tantenya stress sudah lama, suka ngamuk-ngamuk sendiri. Marsel pernah diangkat-angkat kakinya, dipelintir-pelintir, dibawa dan digeletakkan begitu aja di jalan," katanya.

Bahkan untuk mandi dan berganti pakaian pun, tetangga yang akan melakukannya secara diam-diam. Sebab, Dessy akan mendiamkannya bau tanpa menggantikannya pakaian ataupun memberinya asupan makan.

"Biaya listrik dan air juga patungan dari kas RT, kami yang bayar," kata Teti.

Dia juga mengatakan, hal ini pernah dilaporkan ke pihak Kelurahan dan Dinas Sosial. Marsel sempat dibawa pegawai dinas dan dirawat di rumah sakit, namun dikembalikan lagi ke rumah.

"Sudah berkali-kali dilaporin, cuma dirawat sebentar. Tidak ada kelanjutanya. Malah dibalikin lagi, sudah tahu kondisinya begini," kata dia.

Namun kali ini, Marsel telah ditolong oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Kementerian Sosial pasca kisahnya disebar ke sosial media. "Cepat penanganannya, kemarin ramai di media. Pagi ini sudah dibawa. Tidak hanya Marsel, tapi juga Soni dan tantenya Desi," ungkap Fredi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya