Liputan6.com, Jakarta Operasi dari segi medis sangat membantu kondisi pasien. Namun bagaimana bila setelah operasi, pasien justru bertingkah aneh?
Keanehan seperti apa? berikut ulasannya, seperti dikutip Oddee, Jumat (5/1/2017):
Advertisement
1. Pasien transplantasi hati yang golongan darahnya berubah
Demi-Lee Brennan tidak akan bisa hidup tanpa pendonor yang menyumbangkan hati untuknya. Tapi sejak lever barunya berubah, ternyata golongan darah yang tadinya O-negatif jadi O-positif.
Mungkin kelihatannya, hal ini mengerikan namun Brennan dinilai cukup beruntung. Karena golongan darahnya itu, ia tidak perlu menerima obat-obatan anti-penolak organ yang mestinya harus diminum seumur hidup. Bahkan obat-obat lain justru memperlambat sel-sel darah aslinya untuk bertahan.
Dokter sendiri bingung dengan fenomena ini. "Kami tidak percaya pada awalnya. Kami pikir itu terlalu aneh untuk menjadi kenyataan," katanya.
Biasanya sistem kekebalan tubuh sendiri menolak setiap sel yang ditransplantasikan, tapi untuk beberapa alasan, sel-sel yang berasal dari hati donor tampaknya bertahan lebih baik daripada sel Demi-Lee sendiri.
2. Pasien berubah kepribadian
Sebagian dari Anda mungkin sering mendengar kisah seseorang yang merasa berubah kepribadian setelah operasi. Tapi mungkin banyak yang tidak percaya.
Sebenarnya konsep ini dikenal dengan "transplantasi memori" atau "memori tubuh." Jadi, ada orang yang mengatakan ini hanya kebetulan, efek samping obat atau sekadar cerita yang sulit dijelaskan.
Salah satu penerima transplantasi, Bill Wohl menemukan dirinya secara misterius menangis sambil mendengarkan Sade di radio setelah operasi. Baru kemudian dia mengetahui kalau pendonornya adalah penggemar musisi tersebut.
Pasien lain, Jamie Sherman adalah orang yang membenci makanan Meksiko. Setelah operasi, dia tiba-tiba memiliki keinginan yang kuat untuk mengonsumsi makanan khas Meksiko seperti cheese enchiladas, bean burritos and soft tacos.
Benar saja, dia kemudian menemukan kalau pendonornya menyukai makanan Meksiko, terutama cheese enchiladas.
Demikian pula, Claire Sylvia. Saat ia bangun setelah operasi, ia langsung ingin menenggak bir, chicken nugget, dan paprika hijau--yang dia tidak suka sebelum operasi, tapi pendonor sukai.
Operasi
3. Bedah otak yang berujung keanehan pada tangan
Karen Bryne menjalani operasi untuk mengobati epilepsi. Prosedur ini melibatkan pemotongan corpus callosum yang berfungsi menghubungkan dua belahan otak--sisi kiri dan kanan otak.
Berkat ahli bedah, Karen sembuh dari epilepsi. Namun masalah baru muncul. Ia menderita Alien Hand Syndome. Terdengar lucu, namun Karen ternyata kehilangan fungsi kontrol dari salah satu tangannya.
Akibatnya, tangan Karen seolah memiliki pemikiran sendiri. Saat ia ingin membuka baju misalnya, Karen justru memukul dan menampar wajahnya sendiri.
4. Wanita yang jadi super-empati setelah bedah otak
Operasi otak sangat kompleks, sehingga tidak mengejutkan bila ada komplikasi tidak terduga. Tapi dokter tidak menyangka kalau seorang wanita--yang tidak disebutkan namanya--memiliki empati yang luar biasa.
Ia bisa tiba-tiba menunduk, bergairah, emosional, dan bersemangat. Dia tidak hanya merasa emosinya berubah karena reaksi diri sendiri, tapi bisa karena orang di sekitarnya, bahkan saat menonton TV atau membaca novel. Hal ini ia rasakan selama 14 tahun.
Yang benar-benar menakjubkan tentang hal ini adalah bahwa bagian dari otak, amigdala, yang terlibat dengan penanganan emosi tidak teridentifikasi. Dokter mencatatnya sebagai efek samping karena lobus temporal telah diangkat.
5. Alat bedah tertinggal dalam tubuh pasien
Memiliki benda asing di tubuh setelah operasi cukup menyeramkan. Namun para ahli setuju, hal ini bisa terjadi mengingat rata-rata 250 instrumen digunakan dalam operasi tertentu, dan bahwa operasi yang lebih besar membutuhkan rata-rata 600 alat.
Salah satu korban tersebut adalah Daryoush Mazarei, yang tidak pernah merasa seperti dia pulih dari operasinya. Bahkan dua tahun setelah operasi, dia mengeluh sakit parah pada perut.
Dokter meyakinkan Mazarei bahwa tidak ada yang salah dengan dia dan bukannya menyuruhnya untuk memeriksakan diri, ia justru menyarankan Mazarei mencari pengobatan kejiwaan. Mazarei tetap yakin ada yang tak beres dengan tubuhnya. Dan benar saja, ketika dokter melakukan CT scan, mereka menemukan satu set--10 retraktor (alat bedah yang digunakan untuk menahan organ-organ) ada di perutnya.
Seorang pasien Jerman, Dirk Schroeder juga pernah mengalaminya setelah menjalani operasi kanker prostat rutin. Butuh beberapa minggu untuk dokter ketika mereka menemukan benda-benda yang tersisa di tubuhnya, termasuk jarum, roll perban enam inci, kompres, penyeka dan bagian dari masker bedah.
6. Tak bisa mengontrol bicara setelah bedah gigi
Rasanya sulit dipercaya bahwa bedah mulut bisa mengubah cara Anda berbicara. Meski aneh, hal itulah yang terjadi pada Karen Butler.
Dia menjalani operasi implan gigi dasar. Namun setelah bangun dari anestesi, aksen bicaranya jadi aneh. Ada campuran logat Irlandia, Skotlandia, Inggris, Australia, Jerman dengan sentuhan Afrika Selatan. Menurutnya, Ia tidak bisa mengontrol aksennya dan sering terkejut dengan apa yang keluar dari mulutnya.
Sejak operasi, Butler telah didiagnosis dengan SAA, kondisi langka yang mempengaruhi kurang dari 100 orang di seluruh dunia.
7. Wanita yang tak bisa berhenti kentut setelah operasi
Untuk penyanyi opera Amy Herbst, komplikasi memalukan menepis karirnya.
Semuanya berawal ketika seorang perawat melakukan episiotomi (sayatan kecil untuk memperluas pembukaan vagina) saat Amy melahirkan Herbst. Sejak saat itu, penyanyi ini mengeluh bahwa dia sering mengalami perut kembung parah dan inkontinensia. Dia dan suaminya mengajukan gugatan terhadap rumah sakit dengan tuntutan $ 2,5 juta.
Advertisement