Percepat Turunkan Stunting di Indonesia BKKBN Gencarkan Edukasi Bidan di Sumsel

Program kemandirian pangan yang diprakarsai Pemprov Sumatera Selatan menjadi faktor pendorong atas tingginya penurunan kasus stunting di daerah setempat.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jun 2023, 16:32 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo berkomitmen tingkatkan akses dan kualitas Pelayanan dan Penggerakan Program Bangga Kencana selama COVID-19 di Kantor Pusat BKKBN, Jakarta, Rabu (27/1/2021). (Dok Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional/BKKBN)
Liputan6.com Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menilai program kemandirian pangan yang diprakarsai Pemprov Sumatera Selatan menjadi faktor pendorong atas tingginya penurunan kasus stunting di daerah setempat.
 
Kata dia, program kemandirian pangan tersebut membuat setiap keluarga di Sumsel dipastikan mendapatkan asupan gizi dan protein yang cukup.
 
"Ini adalah kerja keras kita semua, kolaborasi yang baik antara pemerintah, pihak swasta, termasuk para bidan. Saya sangat mengapresiasi kerjasama yang harmonis ini dan tentunya semua untuk mendorong target penurunan stunting sesuai yang ditetapkan Presiden Joko Widodo," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/6/2023).
 
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menyatakan bahwa angka stunting di Provinsi Sumatera Selatan mengalami penurunan dari 24,8 persen pada tahun 2021 menjadi 18,6 persen pada tahun 2022. Atau ada penurunan sebesar 6,2 persen.
 
Kata dia, hal tersebut didorong oleh berbagai faktor, seperti kolaborasi lintas sektoral, sanitasi yang baik, pola hidup yang baik dan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP).
"Indonesia mudah-mudahan bisa masuk ke target WHO di bawah 20 persen dan Bapak Presiden sudah perintahkan target di 14 persen. Program edukasi ini sangat penting untuk bidan yang merupakan garda terdepan dalam pelayanan ibu hamil dan anak," ucapnya.
 
Sementara itu, Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Nuswil Bernolian menjelaskan jika stunting disebabkan oleh faktor multidimensi intervensi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Seperti halnya praktik pengasuhan yang tidak baik hingga terbatasnya layanan kesehatan.
 
"Termasuk layanan ante natal care dan post natal, kurangnya akses ke makanan bergizi, serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi," tutur dia.
 
Selanjutnya, Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy mengatakan pihaknya berkolaborasi dan berkontribusi mengatasi stunting bersama dengan sejumlah pihak. Yakni BKKBN, Forkompinda, dan Ikatan Bidan Indonesia.
 
hal tersebut untuk mengedukasi bidan dan masyarakat terkait pentingnya menjaga kehamilan di 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
 

 

"Kami telah lakukan di beberapa kota di Indonesia seperti Yogyakarta, Kabupaten Brebes, Kota Surabaya, Kabupaten Wonosobo, dan saat ini di Palembang melalui program corporate sosial inisiatif Dharma Dexa," jelas Tarcisius.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya