Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mampu menguat pada perdagangan menuju akhir pekan ini. Belum adanya kejelasan mengenai kebijakan dari Bank Sentral AS menjadi salah satu penyebab penguatan rupiah.
Mengutip Bloomberg, Jumat (6/1/2017), rupiah dibuka di level 13.355 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.367 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.325 per dolar AS hingga 13.355 per dolar AS. Rupiah mampu menguat 0,89 persen jika dihitung sejak awal tahun.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.347 per dolar AS. Patokan tersebut menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.370 per dolar AS.
Nilai tukar dolar AS memang tertekan sejak kemarin karena Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) belum memperlihatkan kebijakan yang pasti mengenai kenaikan suku bunga di tahun ini.
"Pelaku pasar kembali memangkas kepemilikan dolar AS mereka karena belum adanya tanda-tanda dari the Fed untuk kembali menaikkan suku bunga," jelas analis Mizuho Bank Ltd, Masakatsu Fukaya.
Dalam risalah rapat the Fed yang berlangsung pada Desember kemarin yang diterbitkan para Rabu pekan ini menunjukkan bahwa pejabat the Fed masih bergulat untuk memahami kebijakan Presiden terpilih Donald Trump.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, meskipun inflasi turun, ekspektasi di 2017 secara umum masih tinggi. Angka PMI manufacturing yang memburuk serta realisasi belanja Negara yang di bawah 90 persen memberikan petunjuk bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2016 tidak akan lebih baik. (Gdn/Ndw)