Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) menganggarkan dana untuk penelitian atau riset pada tahun ini sebesar Rp 1,395 triliun. Dari dana tersebut, Rp 150 miliar dialokasikan untuk pengabdian masyarakat.
"Saya yakinkan ke publik ternyata riset tidak terlalu sulit. Pada tahun 2016 ada beberapa regulasi yang sudah ke luar, mudah-mudahan riset yang menjadi concern kita bersama menuju kualitas yang lebih baik, maka kita dorong riset baru Indonesia yang lebih berkualitas," ungkap Menristek Dikti Muhammad Nasir di Kantor Kemenristekdikti Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Jumat (6/1/2017).
Advertisement
Ia menjelaskan, penerimaan proposal riset untuk seluruh skema pendanaan tahun 2017 ini telah dilaksanakan mulai pertengahan Mei sampai 9 Juni 2016. Sedangkan seleksinya dimulai pada 14 Juni sampai September 2016.
"Penetapan pendanaan atau pemilihan proposal terpilih dilaksanakan pada pertengahan Desember 2016 sampai awal Januari 2017," papar Nasir.
Dari 28.286 jumlah usulan riset yang masuk, menurutnya, yang terpilih untuk didanai sebanyak 14.889 proposal. Sedangkan untuk pengabdian masyarakat, kata Nasir, jumlah usulan riset yang masuk ada 12.988 dan terpilih 2.117 proposal.
"Usulan penelitian tersebut 47,45 persen berasal dari PTN (Perguruan Tinggi Negeri) dan 52,55 persen PTS (Perguruan Tinggi Swasta). Adapun usulan penelitian yang didanai 49,91 persen berasal dari PTN dan 50,09 persen dari PTS," kata dia.
Nasir mengungkapkan, jumlah perguruan tinggi pengusul sebanyak 114 PTN dan 1.222 PTS. Sedangkan jumlah perguruan tinggi yang didanai sebanyak 113 PTN dan 991 PTS.
"Usulan pengabdian kepada masyarakat 49,3 persen berasal dari PTN dan 50,7 persen dari PTS. Adapun usulan yang didanai 56 persen dari PTN dan 44 persen PTS," pungkas dia.
Untuk jumlahnya, Nasir menyebut ada 112 berasal dari PTN dan 840 PTS. Dan yang didanai adalah sebanyak 93 PTN dan 310 PTS.