Liputan6.com, Jakarta - Tim dari Bareskrim Polri menembak mati dua penyelundup narkotika jaringan internasional pada Kamis 5 Januari 2017. Mereka adalah warga Nigeria atas nama Chukwuebuka Cornelius Ifeanyi (28) dan Malachy Chiwetalu Ayogu (32). Mereka ditindak tegas karena mencoba melawan petugas dan melarikan diri saat penangkapan.
Terkait hal tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengaku memang menginstruksikan kepada seluruh jajaran kepolisian dan pihak yang terkait dengan penanganan narkoba untuk tidak ragu mengambil tindakan tegas kepada pengedar narkoba.
Advertisement
"Ini kasus saya anggap penting, karena saya sudah sampaikan ke Tim Polri terutama, jangan segan-segan dan ragu melakukan tindakan sesuai SOP, kepada tersangka terutama bandar, termasuk WNA jaringan internasional. Mereka akan merusak bangsa kita," tutur Tito di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (6/1/2017).
"Kita tindak tegas sesuai SOP. Kalau membahayakan jangan segan melakukan tindakan maksimal," imbuh dia.
Tito pun menyatakan sengaja memilih RS Bhayangkara Polri sebagai tempat rilis kasus tersebut sebagai pesan kepada bandar narkoba lainnya. Jika masih mengincar Indonesia sebagai pangsa pasar penyebaran barang haram, maka nasibnya tidak berbeda dengan yang terjadi saat ini.
"Ini terpaksa dua orang ditindak tegas. Untuk itu saya minta ekspos di tempat ini sekaligus memberi pesan kepada bandar narkotika untuk stop merusak generasi bangsa. Jika tidak maka akan berhadapan dengan langkah tegas kepolisian," tegas Tito.
Dia lantas kembali mengimbau seluruh jajaran kepolisian dan pihak terkait lainnya untuk tidak coba-coba bekerja sama dengan para bandar narkoba.
"Saya perintahkan kepada jajaran narkoba jangan takut lakukan langkah tegas. Kalau takut ya kita ganti (petugasnya). Saya sampaikan keseluruh jajaran," pungkas Tito.