Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca dan iklim pada 2017 normal dibandingkan 2015 dan 2016. Namun, ada sejumlah hal yang perlu diwaspadai dengan kenormalan cuaca dan iklim pada tahun ini. Antara lain, potensi peningkatan jumlah titik panas (hotspot) penyebab kebakaran hutan.
"Namun potensi ancaman kondisi cuaca lokal dan meningkatnya hotspot patut diwaspadai karena bisa memicu kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)," kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya dalam paparan Kilas Balik Dampak Cuaca, Iklim dan Kegempaan di Jakarta, seperti dilansir Antara Jumat 6 Januari 2017.
Advertisement
Dia mengatakan perubahan iklim dan keberagaman tingkat kerentanan wilayah menjadi dua faktor yang menentukan tren cuaca pada 2017.
"Ada beberapa wilayah yang hujannya ekuatorial yakni memiliki dua kali musim kemarau," ujar Andi.
Dia mencontohkan, pada Februari-Maret di wilayah Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah mengalami kemarau, lalu masuk lagi musim hujan saat April-Mei. Kemudian pada Juni kembali lagi ke musim kemarau.