8-1-1989: Tragedi Pesawat Boeing Hantam Jalan Tol di Inggris

Pesawat Boeing 737-400 milik maskapai British Midlands jatuh menghantam jalan tol pada 8 Januari 1989.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 08 Jan 2017, 06:00 WIB
Ilustrasi Pesawat Jatuh (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, London - Kejadian ini sungguh tak terbayangkan: pesawat Boeing 737-400 milik maskapai British Midlands jatuh menghantam sisi jalan tol, sekitar 10 menit setelah terbang dari Bandara Heathrow, London.

Kejadian ini terjadi pada 8 Januari 1989, tepat 28 tahun lalu. Kala jarum jam menunjuk ke pukul 20.26 waktu setempat, pesawat dengan nomor penerbangan 092 mengalami kecelakaan. 

Baru lepas landas dalam hitungan menit, salah satu mesin pesawat terbakar. Kapal terbang itu pun harus mengalihkan penerbangan dan mendarat darurat di Bandara Midlands.

Namun sayang, belum tiba di tujuan, pesawat jatuh di jalan tol. Pesawat menghujam lalu terbelah menjadi tiga bagian.

Untungnya, saat itu tidak ada mobil yang melintas di titik kejadian. Pengendara yang kebetulan ada di sekitar lokasi selamat, tak terkena dampak hantaman pesawat.

Menurut saksi mata, pesawat melintas sangat rendah di atas Desa Kegworth, Leicestershire. Tak lama kemudian burung besi itu jatuh di jalan tol.

Saat insiden terjadi, tim penanganan darurat telah menanti landasan Bandara Midlands, bersiap menangani dampak pendaratan pesawat. 

Seperti dimuat BBC on This Day, dari total 118 penumpang, sebanyak 46 orang di antaranya tewas. Sementara 79 penumpang lainnya terluka.

Salah satu penumpang selamat Gareth Jones menggambarkan situasi ketika pesawat menghujam tanah.

"Ada gucangan, hantaman, seperti kecelakaan kendaraan besar, seperti bunyi sesuatu terlindas, lalu gelap gulita. Kemudian, tiba-tiba aku berada di pintu darurat," kata dia.

Berdasarkan laporan investigasi oleh Badan Keselamatan Penerbangan Inggris, disimpulkan bahwa gangguan terjadi karena kru pesawat mematikan mesin yang salah.

Situasi tersebut membuat mesin terbakar. Untuk itu, investigator merekomendasikan agar adanya indikator petunjuk yang lebih jelas di kokpit untuk mencegah kesalahan yang sama terulang.

Sejarah lain mencatat pada 8 Januari 1918, Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson mengumumkan "Program 14 Titik" yang menekankan perdamaian setelah Perang Dunia I.

Kemudian pada 8 Januari 1926, Abdul-Aziz bin Saud menjadi Raja Hejaz dan menamainya Arab Saudi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya