Begini Keunggulan Batik Jogja Istimewa

Batik Jogja Istimewa diluncurkan setelah dua tahun dirancang.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 08 Jan 2017, 22:10 WIB
Batik Jogja Istimewa diluncurkan (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Batik motif Jogja Istimewa diluncurkan untuk pertama kali di Balai Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak Bantul, Sabtu, 7 Januari 2017. Konsep batik ini diprakarsai putri sulung Sri Sultan HB X, GKR Mangkubumi, dan diimplementasikan bersama perajin batik yang tergabung dalam Paguyuban Batik Nyawiji Gilangharjo.

Prosesnya memakan waktu hampir dua tahun karena paguyuban dan GKR Mangkubumi berupaya menemukan formula motif yang pas sebagai representasi dari keistimewaan Jogja.

"Motifnya hanya satu tapi kompleks karena sarat nilai yang menerangkan soal dinamika Jogja," ujar Tumilan, Ketua Paguyuban Batik Nyawiji Gilangharjo di sela-sela acara peluncuran Batik Jogja Istimewa.

Setelah konsep disepakati, kata dia, dilanjutkan dengan proses membatik motif yang dimaksud. Prosesnya memakan waktu enam bulan.

Ia menguraikan motif yang dimaksud antara lain gambaran kondisi geografis Keraton Jogja, yakni sumbu imajiner, mulai dari Pantai Selatan, Keraton Panggung Krapyak, Keraton Jogja, Tugu, sampai ke Gunung Merapi. Keberadaan Keraton Jogja diapit oleh sungai di sisi barat, yakni Winongo, Bedog, dan Progo, serta sungai di sisi timur, yaitu Opak, Oya, dan Gajah Wong.

Gambar dua burung merpati melambangkan raja yang mengayomi rakyatnya dan lampu penerangan menyimbolkan raja memberikan penerangan bagi rakyat. Demikian pula dengan gambar padi, air, dan tongkat yang menjadi simbol raja memberikan makam, minum, dan pertolongan kepada rakyat.

Tumilan menyebutkan baru satu lembar batik yang selesai dibuat. Rencananya, diproduksi secara massal namun untuk tahap awal menunggu pesanan atau by order.

"Harapannya, batik ini dipakai untuk seragam Pemda DIY dan instansi-instansi serupa," ucapnya. Sekalipun diproduksi dalam jumlah besar, batik ini tetap akan dibuat dalam bentuk tulis dengan pewarnaan alami dan sintetis.

Sumarsih (42), salah satu perajin batik di Gilangharjo mengaku motif batik Jogja Istimewa paling rumit jika dibandingkan dengan motif lain yang pernah dibuatnya.

"Paling cepat dua bulan baru selesai, padahal membatik biasanya seminggu juga sudah jadi satu lembar," tutur dia. Ia berpendapat, kerumitan motif dan bentuknya yang detail menjadi penyebabnya. 

Batik Jogja Istimewa diluncurkan (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Dalam sambutannya, GKR Mangkubumi mengatakan peluncuran motif Batik Jogja Istimewa menjadi bentuk sosialisasi tentang keistimewaan Jogja.

"Membatik tidak sekadar membatik, tetapi setiap kain memiliki makna dan cerita," kata Mangkubumi.

Ketua Gerakan Cinta Batik sebagai Mahakarya Indonesia (GCBMI) Livy Laurens mengatakan selain peluncuran Batik Jogja Istimewa, pada kesempatan yang sama juga dilakukan peluncuran Gerakan Jogja Kota Batik Dunia.

Ia mengungkapkan, Desa Gilangharjo dipilih sebagai tempat peluncuran Batik Jogja Istimewa karena desa ini merupakan salah satu sentra perajin batik. Setidaknya ada ratusan perajin batik yang tergabung dalam paguyuban. Selain itu, Gilangharjo merupakan desa bersejarah karena memiliki Situs Selo Gilang, tempat dimulainya pembangunan Kerajaan Mataram.

"Desa ini maju dalam seni dan budaya," Livy memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya