Istri Widodo: Saya Memaafkan Tapi Pengeroyok Harus Tetap Dihukum

Istri Widodo tak habis pikir pengeroyokan tersebut, apalagi pelakunya merupakan tetangga sendiri.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 08 Jan 2017, 07:52 WIB
Pengeroyokan Widodo (Liputan6.com/ Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta Istri Widodo, kader PDIP korban pengeroyokan yakni Umi Utamimah (29) kaget saat mendapati suaminya babak belur saat kembali dari blusukan calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Jakarta Barat. Dia mengaku sempat bingung saat ditanya anak perempuannya Muzarah (4) perihal kondisi ayahnya.

"Anak saya tanya, 'Mamah ayah kenapa?' kata dia. Saya bilang sih jatuh nggak bilang dipukulin. Entar ikut-ikutan ya takutnya kriminalitas nanti udah gede. Akhirnya saya bilang ayah jatuh," tutur Umi saat mendampingi Widodo di Rumah Sakit (RS) Royal Taruma, Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu 7 Januari 2017.

Umi mengaku tidak habis pikir peristiwa itu bisa terjadi. Terlebih menurut pengakuan Widodo dan tetangganya, pengeroyok adalah teman suaminya di lingkungan tempat tinggal.

"Sedih ngelihat suami saya begitu. Nggak punya perasaan. Kita di sini sama-sama manusia. Kita kan punya hak asasi manusia sendiri. Apa-apa kan masing-masing. Mohon sama yang berwajib cepat tertangkap," ungkap dia.

Ibu anak satu itu memaafkan peristiwa tersebut. Hanya saja, proses hukum akan tetap berlanjut demi penegakan aturan terhadap para pelaku tindakan kriminal.

"Memaafkan tapi harus ditindaklanjuti. Hukum seberat-beratnya biar dia ngerasain gimana sakitnya. Orang dari sehat bisa bonyok kayak gini," Umi menandaskan.

Sekjen DPP FPI DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin menepis tuduhan pengeroyokan tersebut. Menurut dia, Widodo yang menjadi provokator atas kejadian itu.

"Itu satu lawan satu mas. Kalah lawan FPI malah mengaku dikeroyok. Justru Widodo provokatornya," ujar Novel kepada Liputan6.com, Sabtu (7/1/2017).

Menurut Novel, laporan Widodo tersebut justru memutarbalikkan fakta yang ada. Kejadian itu memang berawal dari siang hari saat kampanye cawagub DKI Jakarta Djarot.

"Anggota (FPI) lagi duduk-duduk, mereka justru lewat malah meledek dengan pura-pura menyapa, maka ditolak sama anggota, terjadi adu mulut, dan Widodo menantang, tapi tidak terjadi (keributan)," kata Novel.

Begitu malam hari, sekitar pukul 22.00 WIB, anggota FPI dan Widodo berpapasan di jalan. Saat itulah terjadi saling pukul satu sama lain.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya