Liputan6.com, Bangkok - Banjir parah yang melanda bagian Thailand selatan menyebabkan 18 orang tewas. Menurut Kementerian Dalam Negeri, setidaknya 1 juta orang dari 10 provinsi terkena dampak dari musibah tersebut.
"Setidaknya 18 orang tewas dan satu hilang," ujar otoritas setempat yang juga menjelaskan, hujan mengubah jalan bak sungai dan menggenangi lahan pertanian serta merusak lebih dari 1.500 sekolah.
Advertisement
Seperti dilansir The Guardian, Minggu, (8/1/2017), Badan Meteorologi Thailand memprediksikan hujan deras masih akan mengguyur wilayah itu hingga dua hari kedepan. Mereka pun memperingatkan bahaya banjir bandang.
"Situasi hari ini dan besok masih buruk. Hujan deras masih akan turun," kata Junjuda Pornsri, petugas di badan meteorologi.
Angkatan bersenjata Thailand pun dikerahkan untuk membantu mengevakuasi korban banjir, menyediakan tempat berlindung sementara, dan mendistribusikan bantuan.
Hujan deras yang mengguyur Thailand kali ini dinilai sebagai hal tak lazim, di mana sejak November hingga Januari cuaca di Thailand seharusnya relatif kering dan sejuk. Padahal, saat-saat ini merupakan momen kunjungan wisatawan asing tertinggi ke Thailand.
Banjir ditengarai telah memicu gangguan di sejumlah destinasi wisata termasuk di kawasan Samui dan Phangan. Di lain sisi, ratusan penerbangan terpaksa mengalami penundaan, sementara di darat, layanan kereta api dan bus dihentikan.
Tetangga Thailand, Malaysia juga terkena banjir parah pada awal pekan lalu. Musibah tersebut menyebabkan ribuan orang di timur laut negara itu terpaksa mengungsi.
Pada Sabtu 7 Januari 2017 waktu setempat, jumlah pengungsi di Kelantan dan Terengganu menurun dari 23.000 menjadi 13.500 menyusul cuaca yang mulai membaik.